Oleh. Inggil Wiyatika dan Lindri Kumarani
Alhamdulillah segala puji dan syukurkepada ALLAH SWT, atas segala rahmad dan hidayah-Nya
serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas kelompok
ini. Sholawat dan salam kita curahkan untuk junjungan kita Rasulallah Nabi Muhammad
SAW, keluarga dan para sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir Zaman.
Berikut ini
penulis mempersembahkan sebuah tugas kelompok
dengan judul " KELOMPOK SOSIAL BUDAYA ", yang
menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari
kelompok social di lingkungan hidup
sekitar kita.
Harapan kami
semoga tugas kelompok ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi tugas kelompok
ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Tugas kelompok
ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang.Oleh karena itu harapan ke depan para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas kelompok ini.
Semoga segala
kebaikan yang diterima menjadi berkat tersendiri bagi kita, sehingga menjadi bekal yang sangat bermanfaat
dikehidupan penulis nantinya.
Akhir kata,
semoga tugas kelompok ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan pihak-pihak
yang membutuhkan, kritik dan saran yang membangun kita terima untuk
menyempurnakan dimasa mendatang.
Pada
masa ini banyak budaya tradisional yang sudah pudar, seperti yang kita amati di
sekitar lingkungan kita. Banyak penerus bangsa yang tidak sadar bahwa
pentingnya budaya tradisional, contohnya sudah tidak tahu tari – tari
tradisional, lagu – lagu tradisonal, ketoprak, dll. Sehingga mengakibatkan pudarnya budaya asli bangsa
Indonesia.
Pengamatan
ini bertujuan untuk
Ø Mengetahui
sejarah berdirinya kelompok social yang ada di lingkungan sekitar
Ø Mengetahui
anggota, simbul atau tanda kelompok.
Ø Mengetahui etika
dan hambatan dalam kelompok social
Ø Mengetahui
kegiatan apa saja yang di lakukuan oleh kelompok social
Ø Mengetahui sikap
atau cara menyelesaikan masalah dalam kelompok social
Ø Mengetahui
harapan kedepan terhadap keberadaan kelompok sosial
1.
Sejarah berdirinya kelompok social Sambi Budhoyo
Awalnya
pada tahun 2003, bapak-bapak Sambikalung, ingin mengadakan acara pentas
ketoprak, tetapi hanya sebatas lucu-lucuan saja,mulanya mereka hanya bertiga,
setelah meraka latihan terus, ternyata banyak yang minat untuk ikut pentas
tersebut,dan anggotanya jadi Sembilan orang. Bapak-bapak sangat antusias dalam
acara tersebut, dan sejak itulah setiap ada acara 17 Agustusan, warga
sambikalung selalu mengadakan pentas ketoprak setiap 2 tahun sekali.
Pada
tahun 2011, banyak ibu-ibu yang berminat untuk ikut tampil, dan itu pun menjdi
pertama kali para ibu-ibu bermain ketoprak dan pentasnya sudah menggunakan
gamelan, karena sebelumnya hanya menggunakan kaset. Memang pada dasarnya, warga
Sambikalung berjiwa seni, mereka semua sangat terampil dan kompak dalam setiap
kegiatan, ada saja acara yang mereka buat, dan acara mereka pun selalu mendapat
respon yang bagus dari masyarakat Kecamatan Pamotan. Banyak acara acara
kesenian yang di adakan masyarakat Pamotan, dan warga Sambikalung selalu
mendapatkan juara .
Pada
tahun 2014, baru dikerahkan pemuda dan anak-anak untuk di ajarkan kebudayaan
tersebut, tetapi mereka belum menginjak ke ketoprak, mereka hanya berlatih
pentas drama saja, dan sudah 2 kali mereka pentas dalam acara tahun baru islam.
Dan hingga sekarang Sambi Budhoyo masih aktif dan selalu kompak.
2.
Anggota (pendidikan dan umur) kelompok social Sambi Budhoyo
Dalam
kelompok sambi budhoyo belum ada pengurus yang pasti tapi yang jelas masih
dalam naungan RW 7 . Adapun anggotanya bapak - bapak, ibu - ibu dan anak – anak
muda yang ada di RW 7. Mulai dari pekerja kantoran, pedagang, ibu rumah tangga,
maupun yang belum bekerja dan anak – anak sekolah. Dalam anggotanya pun ikut aktif setiap ada
rapat akan di adakan pertujukan yang akan di adakan di RW 7. Walaupun
anggotanya tidak lebih dari 50 orang, anggota dalam sambi budhoyo sangat
antusias dalam setiap akan di adakan pertunjukan yang mengibur warga RW 7
maupun yang ada di desa pamotan.
3.
Simbul atau tanda kelompok (kaos) yang ada pada kelompok social
sambi budhoyo
Kelompok sambi budhoyo bersimbulkan
dengan prasasti batu yang ada di tengah
- tengah pemukiman warga RW 7 atau sambikalung. Di ambilkannya simbul prasasti
batu sambikalung dikarenakan batu tersebut merupakan tonggak sejarah pamotan
yang ada di wilayah RW 7 dan dengan di ambilkannya simbul prasasti batu
sabikalung bertujuan agar seluruh wilayah pamotan atau luar pamotan tahu bahwa
ada sejarah penting yang ada di sambikalung.
4.
Etika atau aturan dalam kelompok social sambi budhoyo :
a. Kompak dalam
melakukan suatu kegiatan, yaitu bisa di katakan setiap mau di adakannya suatu
acara warga yang mengikuti kelomok sambi budhoyo merespon positif kegiatan
tersebut dan mengikuti secara serentak.
b. Selalu berfikir
kreatif, yaitu suatu kelompok sosial sambi budhoyo yang menginginkan anggota
kelompoknya kreatif dalam membuat disain atau latar dalam suatu pertunjukan
yang akan di sampaikan
c. Mementingkan
kebersamaan dalam kelompok, yaitu contohnya lebih memilih latihan pentas dari
pada nongkrong bersama teman - temannya.
d. Saling menghormati
antar sesama anggota,walaupun dalam anggota sesama umur, yaitu tidak saling
bertengkar dalam menyampaikan pendapat dan menghormati pendapat orang lain yang
di sampaikan untuk ke depannya agar lebih baik.
e. Tidak bertengkar
dalam satu kelompok atau yang lainnya, yaitu membawa nama baik kelompok sambi
budhoyo dengan menjaga etitut atau etika seorang manusia yang berpindidikan dan
beragama.
5.
Kegiatan yang di lakukan oleh kelompok social sambi budhoyo
a. Mengikut sertakan
dalam acara karnaval, yaitu di adakannya keliling desa pamotan dengan berbagai
macam tema yang di tampilkan dan ada beberapa petunjukan seperti tari orek -
orek.
b. Mengikut sertakan
dalam acara tumpengan, yaitu seperti acara sedekah desa yang dalam suatu
kelompok sosial tersebut berfikir kreatif untuk menghias dan berkesan mewah
tetapi hanya menggunakan biaya yang tidak mahal.
c. Dalam acara 17’an
atau HUT RI selalu menampilkan kesenian ketoprak, yaitu dimana suatu tradisi
kelompok sosial sambi budhoyo yang mengangkat rasa tradisional dengan menyiapkan
suatu acara yang tidak kalah dengan acara - acara modern yang sekarang.
Walaupun kesenian ketoprak kelompok sambi budhoyo membuat kesan tersendiri
dalam penampilannya.
d. Setiap tahun baru
islam dalam kelompok membuat acara drama tentang anak muda dan yang ber adegan
kelompok anggota yang muda, dan yang sudah tua hanya membantu atau mengawasi
ber jalannya drama.
e. Dalam acara tahun
baru masehi mengadakan kegiatan pentas – pentas yang tradisional sampai modern,
yaitu berujuan untuk mengingatkan atau supaya kita tidak lipa bahwa kita
memiliki kesenian tradisional yang bagus - bagus dan tidak batut untuk di
lupakan dan seharusnya terus di lestarikan.
f.
Pelestarian tari orek – orek, yaitu dengan cara berlatih menari
dalam suatu kumpulan beberapa minggu sekali untuk pentas - pentas yang akan
datang. Pelatihannya
sekedar mengingatkan kembali pada masyarakat kelompok sambi budhoyo berusaha
menjadi tindakan mulia karena mengingatkan kembali arti dari tari orek – orek. Pelatihan hadroh, yaitu
bertujuan untuk menampilkan hasil kreatifitas kelompok sambi budhoyo dalam
acara - acara tertentu.
6.
Hambatan – hambatan selama dalam kelompok social sambi budhoyo
a. Banyak dalam
anggota ber pendapat yang berbeda – beda
b. Tidak mudah
memutuskan pendapat
c. Terkadang yang
datang rapat hanya sedikit sehingga dalam pertemuan yang akan datang mengulangi
lagi penjelasan yang sudah di jelaskan
d. Dipandang sebelah
mata oleh warga lain.
7.
Cara kelompok social sambi budhoyo menyelesaikan masalah
a. Mendiskusikan
atau merapatkan permasalahan dalam kelompok
b. Selalu
membicarakan tentang apa yang mengganjal di hati
8. Kegiatan kelompok sosial sambi Budhoyo
9. Harapan kedepan terhadap keberadaan kelompok social sambi budhoyo
Gbr. Kegiatan kelompok sosial sambi budhoyo |
Gbr. Kegiatan kelompok sosial sambi budhoyo |
Gbr. Kegiatan kelompok sosial sambi budhoyo |
Gbr. Kegiatan kelompok sosial sambi budhoyo |
Gbr. Kegiatan kelompok sosial sambi budhoyo |
Gbr. Kegiatan kelompok sosial sambi budhoyo |
9. Harapan kedepan terhadap keberadaan kelompok social sambi budhoyo
a. Ke depannya dalam
acara yang di selenggarakan selalu berjalan dengan baik
b. Mengajak lebih
banyak para anak muda RW 7 untuk ikut gabung dalam kelompok social sambi
budhoyo ini, agar ada penerus – penurus kelompok sambi budhoyo dan kelompok
social ini tidak punah di telan jaman.
c. Lebih kreatif,
inovatif dan cerdas dalam melaksanakan kegiatan dan bisa menampilkan yang terbaik
dalam pertunjukan kelompok social sambi budhoyo dan tidak mengulang pentas yang
telah di pentaskan.
d. Selalu mempunyai
tema yang baru dan menarik dalam kegiatan kelompok sambi budhoyo.
e. Dengan adanya
kelompok sambi budhoyo dapat memberikan peran positif bagi warga sekitar.
f.
Tidak di pandang sebelah mata oleh warga lain, karena kegiatan
kelompok sambi budhoyo ini positif dan baik. Dan tidak menyimpang dari aturan –
aturan maupun norma – norma yang ada di masyarakat.
Setelah membaca tugas
kelompok ini, diharapkan para pembaca dapat memahami dan mengerti akan isi dan
maksud dari kelompok social yang ada di sekitar kita. Para pembaca bisa
mendapatkkan pelajaran serta dapat menambah wawasan mengenai kelompok sosial
dan para pembaca bisa tertarik tentang kelompok sosial sambibudaya yang
keberadaannya dekat dengan rumah kami dan mengunjunginya.
Dari pembahasan
dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok social memiliki pengaruh antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain dalam membangun karakteristik
masyarakat yang tradisional namun tidak ketinggalan jaman dan bisa di katakana
tradisional modern. Individu belajar dari kelompok sosial yang ada dalam
lingkungannya melaui proses pembelajaran tentang adanya kelompok sosial. Banyak
hal yang bisa dipelajari dari sebuah kelompok social dalam lingkungan sekolah
maupun masyarakat sekitar ,mulai dari sikap, aturan atau etika, kebiasaan,
kegiatan – kegiatan yang positif dan
kedisplinan.