LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN di TPI TASIK AGUNG, REMBANG

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN di TPI TASIK AGUNG, REMBANG

                                                 

Penulis : Diana Kholid A
                         
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada Allah Swt karena kita dapat melaksanakan kunjungan lapangan diTPI Tasikagung-Rembang dengan lancar. Dan tidak lupa sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw yang kita nantikan syafaatnya nanti dihari akhir. Adapun diadakannya kunjungan ini agar siswa dapat mempelajari langsung apa yang ada diTPI Tasikagung-Rembang.

Semoga laporan yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Karena pada kesempatan ini saya akan sedikit menceritakan pengalaman dan pengetahuan saya saat berkunjung diTPI Tasikagung-Rembang. Semoga laporan yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Agar saya dapat mengoreksi dan menulis laporan berikutnya dengan lebih baik saya minta kritik dan sarannya bagi pembaca.

PROSES KUNJUNGAN

Pada hari rabu tanggal 25 April 2017, para siswa siswi SMA N 1 Pamotan kelas XI IPS 1 Dan X1 IPS 2 melakukan kunjungan lapangan diTPI Tasikagung-Rembang. Sebelum berangkat para siswa siswi mendapat panduan dari Bapak Mapel sosiologi yakni bapak Suhadi. Kami semua dikumpulkan dilapangan basket pertama kami diabsen setelah itu kami diberi arahan saat melakukan kunjungan lapangan. Walaupun kami sudah diberi point-point apa saja yang harus digunakan untuk pengamatan, bapak suhadi tetap mengulangnya kembali agar kami semua dapat mengerti dengan baik. Setelah itu kami berdo'a bersama dan segera menaiki bus.

Meskipun pak Suhadi telah menghimbau agar agar berjalan dengan tenang antusias para siswa-siswi yang begitu besar akhirnya mereka berlarian untuk mendapatkan jatah bangku dibus. Alhamdulillah sekali kita mendapat bus yang bersih dan nyaman. Didalam bus kami diputarkan lagu-lagu barat oleh pak sopirnya. Hal tersebut tentu menambah syik suasana bus. Disepanjang perjalanan kami semua merasa senang dan trus bercanda. Sekitar 40 menit perjalanan akhirnya kami semua sampai diTPI Tasikagung-Rembang. Meskipun belom ada panduan untuk turun bus dengan semangat kami segera turun karena segera ingin mengetahui lokasi pengamatan. Dan ternyata lokasinya masih jauh akhirnya kami semua dihimbau untuk naik bus kembali untuk menuju ke TPInya. Dan kami semua turun dari bus dan siap melakukan pengamatan.

KONDISI LINGKUNGAN TPI

Untuk mempersingkat waktu dan memanfaatkan waktu dengan baik kami segera berkumpul di depan kantor TPI dan menitipkan tas disana. Setelah itu kita langsung menyebar kebeberapa titik pembongkaran ikan dikapal.

Pertama saya berjalan bersama dengan teman-teman saya dan berhentilah saya disebuah titik dimana banyak sekali ibuk-ibuk dan bapak-bapak atau biasa disebut ABK tersebut membongkar ikan hasil tangkapan. Jumlahnya begitu besar ada yang kecil ada yang besar dan ada juga yang begitu besar. Selain ada ABK yang bekerja bongkar ikan ada juga beberapa ibu-ibu yang sengaja disana memunguki sampah-sampah plastik bekas wadah ikan berharap ada ikan yang tertinggal. Saya sempat mewawancarai salah satu pemungut ikan disana dia bercerita bahwa dirinya hanya bisa mengharapkan sedikit Rezeki dari pungatan ikan-ikan yang tersisa. Setelah dapat lumayan dan dirasa cukup lalu ibu tersebut menjualnya. Biasanya ada sekitar 15Rb sampai 25Rb penghasilan seharinya. Setelah  saya cukup lama berbincang-bincang dengan ibu tersebut lalu saya diajak pak Suhadi untuk menaiki kapal. Ada rasa takut tapi saya dibantu oleh teman saya. Kami segera bergegas menaiki kapal dimana tempat nahkoda. Dengan perasaan mantap dan yakin saya lalu naik karena saya jujur takut ketinggian. Tak berlama-lama saya langsung melakukan wawancara dengan pak hasyim selaku nahkoda pada kapal ini


Banyak yang saya tanyakan pertama saya bertanya nama nahkoda tersebut dan iapun dengan wajah sumringahnya menjawab hasyim lalu saya berlanjut menanyakan beberapa hal. Kapal tersebut sekali berlayar biasanya 30 hari baru berlabuh. Bekal yang dibutuhkan tidak tanggung-tanggung sekitar 20-30 juta itupun masih membutuhkan pasokan bahan bakar dan pangan dari kapal lain. Setiap kapal biasanya ada 15-17 ABK. paling banyak mereka berlayar ke laut kalimantan karena potensinya yang cukup bagus. Perasaan was"pun menghantui karena apa? Karena oprasi kapal sedang gencar dilakukan oleh petugas kelautan pada saat ini. Jika ada petugas yang baik mungkin mereka bisa lolos kalo tidak ya meraka harus rela kapalnya diamankan dan para ABK dipulangkan. Saya juga menanyakan pembuatan kapal pada bapak hasyim dia berkata bahwa 1 buah kapal besar biasanya menghabiskan dana sekitar 3 Milyar sungguh fantastis sekali. Pak hasyim menjawab pertanyaan saya mengapa bapak berlabuh di TPI Tasikagung ini padal kapalnya sendiri dari juwana? Karena TPI Tasikagung merupakan TPI yang lebih besar' jawabnya. Tiba-tiba pak hasyim menyinggung pelarangan penggunaan cantrang beberapa bulan lalu yang membuat para Nelayan kesusahan dan menipisnya ekonomi. Setelah itu saya mengucapkan terimakasih dan pamit kepadanya untuk kembali melanjutkan pengamatan dititik lainnya.

Festival Bandeng Mrico
Waktu semakin siang sayapun bergegas ke TPInya untuk melakukan pengamatan selanjutnya yakni tentang pelelangan ikan. Disana kami melihat-lihat jenis-jenis ikan setelah beberapa lama lalu saya mewawancarai seorang pedagang ikan bu hayati namanya namun sayang sekali saya tidak ambil dokumentasi. Bu hayati merupakan seorang pedagang ikan panggang di pasar nduwor lasem. Ia setiap pagi setelah berjualan dipasar lalu ke TPI Tasikagung ini untuk membeli ikan dan dijual kembali. Biasanya bu Hayati membuli 3 bok ikan.


Jam terus berputar akhirnya sayapun melanjutkan keindustri ikan pindang. Alhamdululillah kedatangan kami diterima dengan senyum lebar oleh salah satu karyawan pak supeno namanya. Seorang karyawan bertubuh tinggi dan  ramping orangnyapun baik dan halus setiap kata yang keluar dari mulutnya disana kami diberi tahu bagaimana cara membuat ikan pindang mulai dari proses pencucian penataan dan penggaraman lalu direbus sekitar 1 jam lamanya. Agar pindang matang dengan sempurna maka apipun harus terus menyala. Setiap hari rumah ikan pindang tersebut memproduksi banyak sekali pindang tidak tentu jumlahnya tergantung pada pemasokan ikan. Karena ikan sekarang juga.


HARAPAN

Semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama bagi pembacanya. Selain itu saya juga berharap semoga TPI Tasikagung bisa lebih baik lagi dalam hal pelayanan maupun kebersihan.

SOLUSI

Sebaiknya ada pembersihan rutin untuk TPInya agar lebih bersih. Karena tempat yang bersih akan lebih Indah dipandang dan yang pasti nyaman.

PENUTUP

Alhamdulillah laporan ini bisa saya kerjakan dengan hikmat. Saya sebagai penulis minta maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan.
Terimakasih.






Post a Comment

Previous Post Next Post