Penulis : Diana Setianingsih
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada saya sehingga saya mampu menyelesaikan laporan kunjungan lapangan tentang masalah masyarakat nelayan. Pada kesempatan kali ini sakya lebih tertarik untuk melakukan kunjungan lapangan pada masyarakat nelayan di Sarang.
Laporan ini saya susun dengan berbagai kendala baik yang datang dari diri saya sendiri maupun dari luar. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada guru pendamping saya yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan laporan ini.
Saya harap pembaca dapat menambah ilmu setelah membaca laporan saya, walaupun masih jauh dari kata sempurna, mohon kritik dan sarannya untuk membangun laporan ini lebih baik lagi. Sekian dan terikasih.
PROSES KUNJUNGAN
Seminggu sebelum kunjungan lapangan dilaksanakan kami telah dibagi jadwal untuk kenjungan masalah sosial pada masyarakat nelayan dan kelas saya mendapat jadwal pada hari Jum’at, 27 April 2018. Sesuai kesepakatan kelas saya lebih tertarik di wilayah Sarang, kemudian sebelum saya berangkat menuju lokasi terlebih dahulu kita berkumpul di halaman sekolah untuk menerima arahan dari pembimbing saya yang tidak lain merupakan guru mapel sosiologi di sekolahku.
Sayapun sebelum beranglakat berdo’a bersama agar kunungan lapangan tersebut dapat berjalan dengan lancar dan kita semua dapat selamat sampai tujuan. Setelah itu, sayapun bergegas masuk kedalam bus, yang sebelumnya telah dipean terlebih dahulu. Saat di dalam bus saya sangat tidak sabar untuk segera sampai ke lokasi dan sayapun disuguhkan dengan hamparan sawah yang sangat memanjakan mata.
Tempat yang sya kunjungi kali ini merupakan tempat pertamakali saya berkunjung san sayapun tidak
menyia-nyiakan kesempatan kali ini, sebelumnya sayapun telah mempersiapkan berbagai perlengkapan seperti alat rekam, foto, vidio, alat shalat, bekal dan lain sebagainya. Saat sudah memasuki kecamatan Sarang, ternyata bus yang saya tumpangi kebablasan sampai ke perbatasan JATENG JATIM dikarenakan sopirnya tidak mengetahui akses jalan ke TPI Sarang dan akhirnya salahsatu teman saya tanya ke toko tepi jalan, kemudian kitapun ditunjukkan jalan menuju ke lokasi yang saya tuju.
Tempat perakitan kapal di Sarang |
Saat hampir sampai ke lokasi sayapun mendapat kendala bahwa bus tidak bisa masuk ke gang karena gang tersebut terlalu sempit, akhirnya kita memutuskan untuk jalan kaki untuk menuju ke TPI.
Jarak antara tempat parkir bus dngan TPI cukup jauh dan itupun sangat melelahkan, namun it semua terbayar oleh hamparan laut yang sangat luas dan menyejukkan hati, selain itu juga ada pemukiman yang sangat padat penduduknya. Semua penduduk tersebut sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Dan banyak kapal-kapal besaryang sedang berjajar ditepi laut, itu menambah nilai estetis laut di Sarang ini, ditambah lagi dengan keramahan penduduk setempat.
Saat saya sudah sampai di TPI saya dan teman-teman disambut oleh kepala TPI Sarang . saat saya masuk ke TPI tersebut saya sangat kagum karena saya di suguhkan hamparan tangkapan ikan yang sangat luas serta banyak orang yang sedang melakukan transaksi jual beli di tempat pelelangan itu. Saat saya di dalam kantor TPI saya di berikan sedikit pengarahan sayapun langsung berpencar untuk langsung melakukan pengamatan dan juga wawancara.
KEADAAN LINGKUNGAN
Keadaan lingkungan pada masyarakat nelayan sangat kumuh dan terlalu padat penduduk, banyak sampah2 yang tercecer di kanan dan kiri jalan. Selain itu juga banyak kambing2 yang dibiarkan berlalulalang di jalan itu sangat mengurangi nilai keindahan laut Sarang. Pada saat pertama kali masuk disekitar pemukiman masayrakat nelayan bau amis langsung menyengat di hidung saya. Namun bau itulah yang menjadikan ciri khas dari pemukiman nelayan, sepanjang jalan saya menjumpai banyak para istri nelayan yang sedang mengolah ikan menjadi berbagai jenis olahan seperti ikan panggang, ikan pindang, dan lain sebagainnya. Namun semua it terbayar oleh keramahan penduduknya. Dan sayapun dapat mengetahui banyak jenis ikan2 yang menjadi komoditi nelayan di Sarang.
Berbagai jenis ikan tangkapan nelayan |
TEMUAN MASALAH
Dari berbagai nelayan yang saya wawancarai dapat saya simpulkan bahwa pada masyarakat nelayan selalu hidup berdampingan dan selalu bahu membahu dalam mengerjakan segala sesuatu. Saat perjalanan menuju ke TPI saya menjumpai banyak warga masyarakat setempat saling bercengkrama di tempat angkringan, dan para ibu-ibu yang sedang mengolah ikan bersama, itu merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat tersebut ramah dan toleransi.
Proses wawancara dengan masyarakat nelayan Sarang |
Mengenai pendidikan untuk menjadi seorang nelayan minimal antara 15-17 tahun dan sudah memiliki KTP. Cukup mudah untuk bisa menjadi nelayan tidak membutuhkan ijazah atau yang lainnya Cuma batasan umur yang menjadi kendala, tidak membutuhkan keterampilan/ skill tertentu.
Fasilitas umum yang ada di sana juga merupakan iuran dari para nelayan seperti masjid yang di bangun dekat dengan TPI Sarang itu menunjukkan bahwa para nelayan tersebut sangat peduli akan keagamaan. Selain itu akses jalan yang sudah baik namu kesadaran akan kebersihan kurang.
Kapal yang digunakan para nelayan itu merupakan hasil beli dari para perakit kapal dengan berbagai ukuran, untuk kapal yang berukuran kecil harganya mencapai 700 juta rupiah, untuk kapal yang berukuran sedang hingga 1 miliyar rupiah, sedangkan kapal yang berukuran besar harganya mencapai 2 miliyar, yang dibeli berdasarkan iuran dari para nelayan yang berkelompok kemidian di belikan kapal dan digunakan bersama-sama.
Selain itu para warga juga membuka tempat pemancingan namun para pemancing tidak memancing pada tempat tertentu namun semua orang hanya memancing di tepi pantai, selain itu para warga tersebut memanfaatkan hal tersebut untuk menyewakan pancing di sana.
Untuk jaring yang digunakan para nelayan untuk menangkap ikan yaitu jenis kursinyan lazim digunakan namun juga ada banyak jenis jaring yang digunakan seperti balok, kundi, ring, kalor dan mesin gardan yang dianggap lebih ramah lingkungan. Pada saat kami melakukan kunjungan jumlah ikan berkurang karena arus yang deras, disamping itu para nelayan juga tidak mempunyai pekerjaan sampingan, nelayan merupakan pekerjaan satu-satunya yang geluti para warga masyarakat setempat.
Pengelolaan ikan setelah ditangkap kemudian dimasukkan kedalam wadah yang sudah dicampur dengan balok-balok es yang telah disiapkan terlebih dahulu sebelum para nelayan berlayar, fungsinya agar ikan yang ditangkap dapat tahan lama dan tetap segar selama masih diatas kapal, dan harapannya setelah sampai ke pelabuhan agar ikan tersebut masih tetapa dalam keadaan segar untuk di jual ke pelelangan.
Modal pemberangkatan untuk satu kapal kurang lebih mencapai 25 juta, apabila persediaan es dan solar masih banyak berarti modal pemberangkatannya berkurang, sedangkan persediaan es dan solar habis modal pemberangkatan lebih tinggi. Jangka waktu berlayar di laitan standratnya 1 minggu, sedangkan maksimalnya 14 hari. Dalam satu bulan para nelayan dapat berlayar sampai 2kali perlayaran.
Festival Bandeng Mrico |
Untuk ikan-ikan yang memiliki kualitas rendah masuk ke peternakan, dan dibuat untuk campuran pakan ternak. Hasil tangkapan ikan dipengaruhi oleh cuaca, apabila hasil tangkapan sedikit maka harganya selangit tetapi jika hasil tangkapan banyak harga menurun.
Setiap tahunnya para nelayan setelah pulang dari melaut mengadakan acara syukuran atau sedekah laut, untuk tempatnya disebelah timur TPI, para nelayan membawa hasil laut dan kemudian para nelayan iuran untuk membeli kambing untuk dimakan bersama-sama dan untuk sisa uangnya digunakan untuk mendatangkan dangdut, krtoprak, wayang, dan untuk penutupan diakhiri dengan banyolan.
SARAN DAN HARAPAN
Harapan saya semog TPI Sarang menjadi salahsatu tempat pelelangan yang dapat menjadi motovator dari tempat pelelangan lain, dan semoga lingkungan yang ada disekitar TPI ditata dngan sekreatif mungkin sehungga para masyarakat nyaman. Selain itu diharapkan kambing-kambing yang berkeliaran dapat dibuatkan tempat sendiri yang lebih nyaman , sehingga tidak menganggu para pengguna jalan dan akan lebih bagus lagi apabila sampah-sampah yang sudah menggunung dapat dibersihkan secara gotong royong supaya kegiatan tersebung lebih ringan dan cepat selesai.
Menurut saya dengan adanya para pemancing di sana itu juga akan bisa memberikan nilai tambah lagi pada pantai tersebut, namun lebih baik apabila dibuatkan tempat tersendiri agar tidak berhamburan di tepi laut.
Saya yakin bahwa kedepannya TPI Sarang akan menjadi salah satu tempat pelelangan yang bagus lagi dari sekarang. Untuk pemukiman masyarakat nelayan di Sarang itu memang sangat padat namun itu yang menjadikan tempat tersebut menarik untuk dikunjungi.
Saya Okta Nur YurisTiya kelas xips4 no28.Dari artikel yang saya baca di atas,TPI sarang menjadi salah satu tempat pelelangan ikan yang baik dan bagus.Juga pemukiman masyarakat nelayan di sarang itu memang sangat padat namun itu menjadikan tempat yang menarik untuk di kunjungi.Selain itu TPI sarng juga bagus untuk memilih ikan-ikan yang bagus dan juga segar.Sekian dari saya.
ReplyDelete