Hari yang cerah membawa matahari yang bersinar dengan sinar hangatnya membawa saya untuk mengunjungi desa Tasik Agung kabupaten Rembaang. Pada hari Rabu,25 April 2018 bendahara kelas saya menyewa bus seharga Rp.200.000/unit untuk saya dan teman-teman tumpangi dalam perjalanan kunjungan lapangan. Saya dan teman-teman berangkat pada pukul 07.00 wib.
Setibanya disekolah saya menyiapkan alat-alat untuk media pembelajaran dan berkumpul di lapangan basket untuk menerima arahan dan bimbingan dari bapak Suhadi selaku guru mapel Sosiologi kami. Kami dibimbing untuk mendapatkan informasi sebanyak banyaknya tanpa menyinggung perasaan narasumber. Setelah itu kami berdoa dengan dibimbing oleh bapak suhadi. Sepanjang jalan kami bercerita,bersenda gurau,dan menikmati musik dangdut. Semilir angin yang berhembus membuat saya dan teman teman saya merasa mengantuk. Suasana di dalam bis menjadi sunyi. Kami tertidur dalam bis.
Tak terasa bis kami telah sampai tujuan. Saya yang baru mengunjungi TPI Tasik Agung merasa tercengang dengan pemandangan wilayah sekitar. Kapal-kapal yang tengah parkir,masyarakat yang berlalu lalang,dan hasil tangkapan yang ditaruh dalam basket-basket (kotak ikan).Juga kami mencium bau khas ikan yang begitu menyengat di hidung kami. Wajar saja karena saya sedang berada di tempat pelelangan ikan yang tentunya banyak terdapat macam-macam ikan. Saya berjalan bersama teman saya sambil memandangi aktifitas jual beli ikan disana jual beli ikan disana.
Tak jarang saya temui ABK dan pekerja darat yang membawa dan mengangkut hasil tangkapannya,serta ibu-ibu yang bertugas mensortir kualitas ikan. Saya dibantu bapak pegawai kelautan di bidang lapangan setempat berbincang bincang seputar kelautan. Dan saat saya berbincang bincang saya menemui bapak nelayan yang sedang menurunkan hasil tangkapannya dari kapal berupa udang kipas,ikan kerapu,dan kakap merah yang cukup besar.