Risma Choirina

Risma Choirina



Asal usul masyarakat pandangan Wetan sebenarnya adalah penduduk asli wilayah itu, mereka sudah tinggal sejak dulu dan terus turun temurun hingga berbentuk suatu masyarakat seperti saat ini.Masyarakat Pandangan Wetan adalah masyarakat yang ramah dan saling hidup berdampingan dengan damai dan nyaman. Mereka memiliki pandangan hidup agar semua Masyarakat nelayan khususnya Pandangan Wetan akan terus hidup damai dan sejahtera dengan tetep menjaga laut agar tetap asri untuk kehidupan mereka sehari-hari.Pandangan Wetan tidak membuat kapal besar besar karena di Sarang dan di Rembang merupakan sentranya pembuatan kapal-kapal nelayan. Mereka berlayar ke laut sekitar 3 hingga 7 hari saja untuk mencari ikan. Alat tangkap dan jaringpun mereka membuat sendiri dengan keahlian yang dimilikinya. Dalam membuat jaring yang berukuran kecil hanya menghabiskan waktu sehari dan dikerjakan oleh dua orang. Masyarakat Pandangan Wetan mempunyai tradisi taunan yang disebut dengan sedekah laut. Sedekah laut diadakan dalam rangka rasa syukur terhadap hasil laut yang telah mereka dapatkan. Tradisi ini biasanya diadakan di bulan Suro atau bulan Sapar. Sedekah laut rata-rata berlangsung selama 1 minggu. Para warga nelayan menyumbang dana untuk melakukan tradisi sedekah laut untuk sedekah laut. Biasanya sedekah laut akan diadakan berbagai macam acara yang diantaranya ada dangdut, karaoke,ketoprak,wayang,barongan,dan banyak lagi. Semua masyarakat ikut andil dalam acara sedekah laut, mereka bergembira bersama-sama. Untuk pendidikan disana sudah baik hampir semua anak anak bersekolah,meski tak jarang hanya lulus Sekolah Dasar dan memutuskan untuk ikut menjadi nelayan.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post