Laporan Perjalanan Ninik Purwati ke Vihāra Ratanavana Ārāma

Laporan Perjalanan Ninik Purwati ke Vihāra Ratanavana Ārāma



Penulis: Ninik Purwati*

Nama saya Ninik Purwati, saya lahir di Rembang, 30 April 2017. Saat ini saya duduk dibangku kelas XI IPS 3 tepatnya di SMA Negeri 1 Pamotan. Pada kesempatan kali ini, saya akan memaparkan mengenai kunjungan lapangan saya dan teman-teman ke Vihara Ratanavana Arama.

Vihara Ratanavana Arama, sebuah tempat ibadah yang bermakna "Mutiara Diatas Bukit" ini terletak di Desa Sendangcoyo Lasem. Bangunan ini didirikan oleh Bhante Sudhammo Mahathera. Selasa, 14 November 2017 tepatnya kami mendapat jadwal untuk kunjungan lapangan ke tempat ini, tentunya bersama dengan guru mapel kami Pak Suhadi.

Pagi sebelum ke Vihara Ratanavana Arama, kami memasuki kelas terlebih dahulu layaknya kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Didalam kelas, kami mempersiapkan diri dan perlengkapan untuk menuju ke Sendangcoyo, sembari menunggu komando dari Pak Suhadi untuk berkumpul didepan ruang TU SMA Negeri 1 Pamotan. Kira-kira pukul 07:30 suara Pak Suhadi dengan speakernya mengumpulkan kami siswa siswi dari kelas XI IPS 3 & XI IPS 4 menjadi satu. Sebelum pemberangkatan, Pak Suhadi memberi kami panduan dan arahan agar pembelajaran disana tetap berjalan dengan baik.

Dengan hitungan dari Pak Suhadi kami membubarkan diri dan segera ke bus untuk menempatkan diri, jumlah kami yang lumayan banyak tak begitu sesuai dengan jumlah bus yang ada. Maka dari itu, tidak semua anak mendapat tempat duduk. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami. Untuk ke Vihara Ratanavana Arama kami memilih lewat jalur Warugunung atau yang lebih jelasnya Gunung Bugel. Diperjalanan, kami tak henti-hentinya bercerita dan bersenda gurau. Membayangkan apa yang akan langsung kami lakukan disana, membagi kelompok untuk tugas laporan pembelajaran, dan celoteh-celoteh ringan yang seringkali membuat kami kompak tertawa. Yang membuat kami lebih ricuh lagi adalah ketika kami menaiki tanjakan karena Desa Sendangcoyo memang terletak dikaki gunung.


Saat sampai disana, satu persatu dari kami turun dari bus dan mengikuti Pak Suhadi untuk masuk ke vihara. Sementara Pak Suhadi meminta izin kepada pengurus vihara, kami sibuk memandangi obyek-obyek yang ada disana. Bangunan yang apabila kita lihat dari luarnya begitu sederhana namun didalamnya sangat luar biasa, itu yang membuat kami takjub. Seusai Pak Suhadi berbincang dengan pengurus vihara, beliau memberi komando pada kami untuk melepas alas kaki karena ini merupakan tempat suci. Setelah itu, kami dikumpulkan tepat ditangga paling bawah untuk mendengarkan cerita singkat dari Pak Suhadi dan pengurus vihara yaitu Ibu Satinah.

Selanjutnya, Bu Satinah mengantarkan kami ke berbagai situs yang ada disana, beliau juga menjelaskan mengenai situs-situs tersebut. Sambil mendengarkan penjelasan dari Bu Satinah, kami juga mengambil gambar baik gambar situs maupun foto pribadi untuk kenang-kenangan. Situs-situs yang ada di vihara ini diantaranya, Patung Pangeran Sidharta Gautama, Patung Naga, Rajawali, Patung Ular Kobra, dan yang menjadi pusat perhatian adalah Patung Buddha Tidur yang ukurannya begitu besar. Tidak hanya itu, ada pula bangunan seperti candi yang disebelahnya dilengkapi sebuah kapal yang berukuran cukup besar. Kami juga diizinkan untuk menaiki kapal tersebut dan melihat-lihat isi kapal.
Saat terjun di masyarakat Sendangcoyo, 2017

Berhubung bulan ini sedang musim hujan, jadi kondisi tanah agak becek dan suasananya terasa sejuk. Beruntungnya ketika disana kami tak kehujanan, walaupun ketika hendak pulang rintik-rintik hujan sedikit membasahi kami. Cuaca yang seperti ini sedikit menguntungkan bagi kami, karena kami tak begitu merasakan kepanasan. Disana kami menemui banyak tanaman, baik yang berbunga maupun berbuah. Bunga-bunga yang ada disana antara lain bunga mawar, bunga sepatu, dan bunga kenanga. Adapun buah-buahannya adalah mangga, nangka, maja, jambu mente, kedondong, dan pisang. Buah yang paling melimpah adalah buah mangga, saat kami berada disana juga sedang panen sehingga sebagian dari kami terutama siswa laki-laki banyak yang mendapat mangga dari bapak-bapak yang memanen.

Bu Satinah mengantarkan kami ke berbagai situs yang ada disana, namun sebagian dari kami berpencar sehingga tidak ikut bersama rombongan. Untuk memasuki vihara ini bukanlah hal yang mudah, maka dari itu kami berusaha semaksimal mungkin untuk memanfaatkan situasi dengan menjelajah seluruh wilayah vihara ini. Rasa penasaran kami membuat semangat kami semakin bertambah untuk meng-explore tempat ini. Kerukunan antar umat beragama yang ada disini membuat kami semakin betah, terutama ketika melaksanakan sesi interview dengan masyarakat yang ada disekitar vihara. Mereka yang hendak kami wawancarai sangat terbuka dengan kedatangan kami.

Setelah kami selesai menjelajah seluruh isi vihara, kami dikumpulkan kembali ditangga paling bawah untuk mengonsumsi snack bersama yang sudah kami bawa sebelumnya dari sekolah. 10 menit setelahnya, kami berpamitan kepada para pengurus vihara dan mengucapkan terimakasih karena telah menerima kedatangan kami dengan baik. Kemudian kami segera melanjutkan tugas yang berikutnya, yaitu wawancara terhadap masyarakat disekitar vihara.

Ninik Purwati, 2017
Saya harap para pengurus vihara dapat terus mengelola Vihara Ratanava Arama dengan baik agar keberadaan vihara ini dapat terjaga dan semakin baik lagi kedepannya karena bangunan ini merupakan salah satu peninggalan agama Buddha yang banyak mengandung sejarah. Begitu pula bagi pihak pemerintah, agar ikut mendukung dan menjaga vihara ini dengan baik. Keberadaan pengunjung juga mempengaruhi kualitas vihara, saya harap para pengunjung tetap memperhatikan aturan-aturan yang telah ada ketika mendatangi Vihara Ratanavana Arama agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Satu hal yang dapat saya petik setelah kunjungan ini adalah, berpegang teguh pada prinsip "Memberi lebih baik daripada menerima" memang perlu diterapkan dalam kehidupan agar kita tidak selalu bergantung kepada orang lain.

* Nama saya Ninik Purwati, saya lahir di Rembang, 30 April 2017. Saat ini saya duduk dibangku kelas XI IPS 3 tepatnya di SMA Negeri 1 Pamotan. Pada kesempatan kali ini, saya akan memaparkan mengenai kunjungan lapangan saya dan teman-teman ke Vihara Ratanavana Arama.

Post a Comment

Previous Post Next Post