Artikel ini diambil dari tulisan yang bersumber dari Market Brief
Rempah-Rempah HS.0904 IPTC Johannesburg. Direktorat Jenderal Pengembangan
Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Tahun 2013.
***
Rempah-rempah adalah sebuah biji kering, buah, akar, kulit kayu, atau
substansi vegetatif terutama digunakan untuk penyedap, pewarna atau pengawetan
makanan. Kadang-kadang rempah-rempah juga digunakan untuk menyembunyikan rasa
lain.
Rempah-rempah dibedakan dari tumbuh-tumbuhan, yang merupakan bagian
dari tanaman berdaun hijau yang digunakan untuk bumbu atau sebagai hiasan.
Banyak rempah-rempah yang memiliki sifat antimikroba. Hal ini menjelaskan
mengapa rempah-rempah lebih umum digunakan di iklim hangat, yang memiliki
penyakit yang lebih menular, dan mengapa penggunaan rempah-rempah terutama
menonjol dalam daging, yang sangat rentan terhadap kerusakan.
Rempah-rempah mungkin memiliki kegunaan lain, termasuk obat, ritual
keagamaan, kosmetik atau parfum produksi, atau sebagai sayuran. Misalnya, akar
kunyit dikonsumsi sebagai sayuran dan bawang putih sebagai antibiotik.
Cengkeh (Clove)
(Syzygium aromaticum, syn.
Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga
kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli
Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa,
dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama
di Indonesia (Kepulauan Banda aceh) dan Madagaskar; selain itu juga
dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.
Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi
10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya.
Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah
mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.
Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh
atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di
Indonesia, cengkeh digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkeh juga digunakan
sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Cina dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan
di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Daun cengkeh kering yang
ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan efektif untuk
mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium dengan memberikan 50-100 gram daun
cengkeh kering per tanaman.
Kayumanis (Cinnamon)
Kulit kayu manis merupakan sejenis rempah, dan nama sainsnya adalah
Cinnamomum zeylanicum. Ia berasal dari Sri Lanka tetapi banyak diimport dari
China dan Indonesia.
Kulit kayu manis digunakan untuk menumis. Ia juga boleh digunakan untuk
menambah wangian pada air gula (sirup) semasa merebus. Untuk masakan asing,
serbuknya digunakan untuk membuat cinnamon roll dan pai apel. Kulit kayu manis
juga digunakan untuk membuat wangian.
Petani di Srilanka memanen Kayu Manis di musim hujan. Dalam proses
persiapannya bilah-bilah kayu manis dikupas lalu dipilih menjadi
batangan-batangan selongsong sepanjang 107 cm atau 42 inchi. Setelah dijemur
selama 5 hari selongsong ini dibuka lalu dijemur kembali hingga kemudian
dibersihkan dengan bahan sulfur dioxide dan dipilah menurut kualitasnya menurut
beberapa ukuran. Kayu manis yang mengandung 0.5 to 1 persen minyak murni
(cinnamic aldehyde) akan distilasi untuk membuat makanan, minuman dan parfum.
Merica / Lada ( Pepper )
Lada atau merica (Piper nigrum L.) adalah rempah-rempah berwujud bijian
yang dihasilkan oleh tumbuhan dengan nama yang sama. Lada sangat penting dalam
komponen masakan dunia dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan penting di
masa lalu. Pada masa lampau harganya sangat tinggi sehingga menjadi salah satu
pemicu penjelajahan orang Eropa ke Asia Timur untuk menguasai perdagangannya
dan dengan demikian, mengawali sejarah kolonisasi Afrika, Asia, dan Amerika.
Di Indonesia, lada terutama dihasilkan di Pulau Bangka. Lada disebut
sahang dalam bahasa melayu lokal seperti bahasa Banjar, Melayu Belitung, Melayu
Sambas, dan lain-lain.
Lada dipasarkan dalam dua bentuk yaitu lada hitam dan lada putih. Baik
lada putih maupun hitam mempunyai perbedaan di waktu memanen. Memetik buah saat
masih hijau akan menghasilkan lada hitam, sedangkan memetik buah yang matang
menghasilkan lada putih. Lada hitam lebih menyengat. Di Indonesia tanaman ini
dikembangkan secara intensif di pulau Bangka. Lada putih dan lada hitam
sebetulnya berasal dari tumbuhan yang sama. Cara mengolahnya saja yang
membedakan lada hitam dengan lada putih. Lada hitam dihasilkan jika buah lada
dipetik sebelum matang kemudian dikeringkan yang biasanya mengunakan terik
matahari sampai warnanya hitam. Sesudah itu buah lada direndam dalam air sampai
kulitnya mudah terkelupas. Sedangkan lada putih hanya dipetik sampai buah lada
matang dipohon. Sesudah itu dicuci menggunakan air yang mengalir.