Penulis: Nanda Ikasari*
Vihara Ratanavana Arama didirikan oleh Bhante Sudhammo, di desa Sendangcoyo kec. Lasem kab. Rembang. Untuk pergi kesana dari pamotan kita menuju ke lasem jalan raya utama(pantura), Kemudian kita masuk ke desa sekitar 4 km untuk menuju vihara ini kita bisa menggunakan motor ataupun bus. saat masuk ke desa Sendang coyo kita melewati sawah,hutan ,tegalan, perkebunan yg ditumbuhi pohon nangka, mangga, anggur jawa, mahoni, durian, jati, tembakau, petai, dsb.
Saat perjalanan, saya dan teman-teman riang gembira didalam bus sambil berdesak-desakan. Di dalam bus ada yang tidur, bernyanyi, ada yang galau, dan canda tawa.
Saat tiba di Vihara Ratanavana Arama kita disambut dengan baik dan ramah oleh pengelola Vihara tersebut. Saat melewati pemukiman penduduk saya melihat masyarakat yang sedang berbrlanja ,berkumpul, ngobrol, dan canda tawa bersama lainnya. Masyarakat di sana sangatlah ramah, baik, dan cara berbicaranya pun layaknya masyarakat pegunungan.
Disana banyak ditumbuhi pohon-pohon, lingkungannya pun bersih dari sampah plastik, aroma segarnya udara masih asri belum banyanya polusi. Sejuknya dan keindahan fenomena alam membuat saya nyaman, belum lagi ditambah dengan buah-buahan yang menggiurkan.
Keadaan tanah sangatlah subur, kontur tanahnya tidak rata dan ketersediaan air yang tercukupi, airnya mengalir dari mata air pegununganya yang mengalir sempurna ke masyarakat/pemukiman sekitar. Tanah yang subur dan ketersediaan air yang tercukupi membuat tumbuh-tumbuhan hidup subur disana, dan hewan pun terpenuhi makanannya, sehingga masyarakat pun juga terpenuhi kebutuhannya.
Disana banyak ditumbuhi tumbuhan seperti pohon-pohon seperti pohon mangga, pohon jambu, pohon durian, pohon sawo, pohon pisang, pohon sirikaya, ketela, cabai, petai, jati, mahoni, dll.
Disekitar Vihara jga ada hewan seperti ular, kalajengking, ktonggeng, kelabang, babi, cicak, tokek, anjing, ayam, dll.
Disekitar vihara banyak ditumbuhi bunga bunga seperti bunga mawar, kanthil, kamboja , melati , sosor bebek, bunga sepatu, bougenfile, dsb.
Adapun buah-buahan yang terdapat disekitar Vihara yakni buah mangga , sirikaya, durian, anggur jawa, rambutan, kelem, maja, kelapa sawit, sawo, delima, gedondong, dll .
Di vihara ini terdapat 10 situs tentang perjalanan hidup sang budha, rangkaian situs pertama sampai yg terakhir , karena kontur tanah yng tidak rat maka dapat kita tempuh dengan menggunakan tangga.
Situs kelahiharan Sidharta Gautama (Dok. Nanda Ikasari, 2017) |
Terdapat patung Sidharta Gautama lahir dan patung Dewi Mahayana yang merupakan ibu Gautama , ada gajah putih, ular naga raksasa (keperkasaan) dan 7 bunga teratai (kesucian), patung abaya mudra ( penakluk kejahatan) , dan patung bante siwali (patung tambahan setekah budha).
Ada cerita tentang Sidharta Gautama lahir , ia langsunng berdiri dan melangakah melintasi sungai, setiap langkah kaki yang memijak air munculah bunga teratai.
Situs pengembaraan Sidharta Gautama (Dok. Nanda Ikasari, 2017) |
Terdapat patung Sidharta Gautama yang sedang duduk bersemedi dibawah pohon beringin selama 6 tahun dihutan Uruvela , ia terlihat kurus kering.
Tujuannya yaitu mengajarkan kepada pengikutnya agar tidak menyakiti diri sendiri dalam bersedimentasi.
Situs Sidharta Gautama menjadi Buddha (Dok. Nanda Ikasari, 2017) |
Terdapat patung Sidharta Gautama yang berdiri diatas teratai dengan tangan kanan diangkat samapai dada dan telapak tangan menghadap kedepan . Patung ini menggambarkan bahwa Sidharta Gautama telah menemukan tujuh langkah mencapai kesempurnaan hidup , yakni : sati (perhatian), Dhamma (penyelidikan) , Viriya (semangat), piti (kegiuran), pasadi (ketenangan), samadi (pemusatan pikiran), dan upekkha (keseimbangan batin)
Situs Buddha (Dok. Nanda Ikasari, 2017) |
Terdapat patung Sidharta Gautama yang sedang duduk dan dibelakangnya ada cakra yang besar . Disaat itu Sidharta gautama mendapat penerangan sempurna . Cakra tersebut melambangkan bahwa roda darma yang terus berputar.
Situs pengajaran Buddha (Dok. Nanda Ikasari, 2017) |
Terdapat patung Sidharta Gautama duduk bersila diatas bunga teratai yang sedang menyampaikan ajarannya kepada 5 muridnya yang disitu juga ada patung rusanya . Lima muridnya yang bernama Kondanya, Badiya, Mahanama, Wapa, dan Asaji . Ia menyampaikan khutbah pertamanya ditaman Rusa Isipatan .
Situs Buddha tidur (Dok. Nanda Ikasari, 2017) |
Situs ini merupakan bangunan terbuka yang didalamnya terdapat patung buddha tidur . Panjang patung tersebut 14 meter , podisi tidur patung tersebut miring kekanan dengan tangan kanannya dilipat ditatuh didepan wajahnya dan menghadap keselatan.
Hal ini menggambarkan sang buddha Gautama meninghal dunia dengan sempurna. Variwibra meninggal pada usia 80 th, tidurnya dengan rai gerhana yang disampingnya ada 2 pohon sala.
Situs rumah kayu (Dok. Nanda Ikasari, 2017) |
Setelah dari lokadi budha tidur , kita melanjutkan kesebuah rumah kayu yang digunakan untuk istirahat , bentuk rumahh sederhana yg dihiasi dengsn ukiran ukiran dikayu tersebut , disekitar rumah dipagar.i dan didepannnya ada pohon anggur jawa (juet), dan kita dapat melihat pemandangan yg bagus.
Situs Kapal Sudhammo (Dok. Nanda Ikasari, 2017) |
Letaknya dibelakang candi Sudhammo Mahathera yang terdapat bangunan Kapal beserta Kolam ikan yang didalamnya ada patung besar sebagai nahkoda, di halaman tempat kapal itu berada halamanya penuh dengan bunga yang tertata rapi. Bangunan kapal tersebut menggambarkan bahawa dulu Banthe Sudhammo seorang nahkoda.
Situs replikasi Candi Borobudur (Dok. Nanda Ikasari, 2017) |
Pendapa yang berada dihalaman bangunan yang mirip candi borobudur yang disebut dengan Candi Sudhammmo Mahathera karena didalamnya terdapat makam Banthe Sudhammo,s ang pendiri vihara. Dulunya ia bercita-cita membangun miniatur candi borobudur,setelah meninggal beliau dimakamkan diminiatur tersebut.
Situs Dammasala Vihara Ratanavana Arama (Dok. Nanda Ikasari, 2017) |
Terdalat bangunan puja bakhti yang terletak dipojok Vihara , dilantai sebelum masuk terdapat gambar / simbol yakni ular(kebencian ), ayam (serakah), dan babi(kebodohan) pintu bangunan itu berpa ukiran tentang perjalanan banthe sudhammo dulu ,dan saat didalam ruangan ada beberapa benda-benda yang digunakan untuk pemujaan yakni Air(membersihkan kotoran), Bunga(ketidak kekalan), Buah ( rasa terimakasih), lilin(pengorbanan) , Ahar(kehancuran), patung (objek meditasi),
- kitab suci nya adalah Tripitaka (tiga keranjang)
- maga puja adalah berkumpulnya 1250 orang biku dihadapan sang budha dan ditabis langsung oleh sang buddha dengan sebutan ehibiku . Kebaktian dilaksanakan setiap Rabu malam.
Saat disana saya berfoto-foto bersama teman-teman saya ,mengagumi indahnya pemandangan dan bunga , canda tawa dengan suara prlan dan menjaga etika, sopan santun , kemudian makan snack berbagi dengan teman-teman sambil berfoto-foto , setelah itu kami berpamitan kepada pengelola vihara, lalu kami dan kelompok kami berkunjung kerumah warga sekitar Vihara, saya dan kelompok saya melakukan wawancara tentang hubingan vihara dengan masyarakat, masyarakatnga sangat ramah dan murah senyum.
Vihara tersebut bersih dari sampah plastik ,tetapi banyak berserakan buah-buahan busuk yang berserakan dijalan dan itu menjijikan ,seharusnya buah busuk itu dikumpulkan supaya pemandangan jalan terlihat bagus dan bersih ,tidak kotor lagi ,dan bangunan yang retak diperbaiki serta menjaga bangunan itu dengan baik.
Pemerintah harus ikut serta dalam membantu pembangunan, perbaikan bangunan tersebut, perbaikan jalan dan keamanan, serta ikut melestarikan vihara tersebut.
Bagi pengunjung harus menaati tata tertib, sopan santun dalam berbicara, pengunjung harus memenuhi syarat seperti membawa surat instant misalkan surat keterangan dari sekolah untuk melakukan pengamatan, dsb.
Nanda Ikasari, 2017 |
*Nanda Ikasari. Lahir di Rembang, 19 maret 2001. Saat ini sedang duduk di bangku sekolah kelas xi-ips 2 SMA N 1 Pamotan. Hobby menulis, cita-cita menjadi seorang guru. Motto hidup "Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu hanya dipikirkan. Sebuah cita-cita juga adalah beban , jika itu hanya angan-angan."