Laporan Perjalanan Siti Muthoharoh ke Vihara Ratanavana Arama

Laporan Perjalanan Siti Muthoharoh ke Vihara Ratanavana Arama

Bangunan Vihara Ratanavana Arama tampak megah dengan altar pegunungan lasem, Dok. Pribadi, 2017

Penulis: Siti Muthoharoh* 

Hari ini hari terakhir mengumpulkan tugas, tapi aku baru mau mengerjakan. Mungkin karena sifat ku yang sedikit malas. Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 16 November 2017, saya bersama teman-teman sekaligus guru pendamping pergi ke Vihara Ratanavana Arama yang tempatnya berada di pegunungan di Desa Sendangcoyo, Lasem, Jawa Tengah. Hari itu adalah hari yang menyenangkan bagiku, karena apa? Karena baru kali ini saya pergi bersama-sama dengan teman-teman dan juga pertama kali pergi ke vihara. Saya pergi ke sana bukan untuk jalan-jalan  malainkan untuk sebuah penelitian. Meskipun begitu perjalanan tersebut seperti jalan-jalan, tapi juga mengerjakan tugas dari bapak guru.

Replika Gajah Putih yang ada di Vihara, Dok. Pripadi, 2017
Vihara Ratanavana Arama ini merupakan tempat suci bagi umat buddha yang didirikan oleh seorang biksu yang bernama Bhante Sudhammo Mahathera. Vihara ini terletak didaerah pegunungan tepatnya di Desa Sendangcoyo, Lasem, Jawa Tengah. Pemandangan yang Indah yang ada disekitar Vihara membuat para pengunjung menjadi tenang dan nyaman serta betah untuk lama-lama disana. Vihara ini dapat dikunjungi oleh siapapun asalkan tidak hanya untuk selfi-selfi saja. Vihara ini dapat ditempuh melaui Desa Warugunung atau Lasem. Tetapi jika lewat Desa Warugunung akan melalui jalan yang berkelok-kelok dan juga lebih efektif dan cepat untuk sampai di Vihara. Berbeda dengan lewat Lasem pada Jalan Pantura akan memakan waktu yang lama. Untuk sampai di Vihara dapat ditempuh juga dengan menggunakan kendaraan, seperti bus mini, mobil, sepeda motor, dll. Dan ketika itu saya menggunakan bus mini dan melewati jalan di Desa Warugunung, suasananya sangat nyaman selama perjalanan. Sesampainya disana saya dan teman-teman disambut dengan ramah oleh pihak pengelolanya. Kami disana belajar mencari pengetahuan tentang vihara Ratanavana Arama. Disekitar vihara tesebut juga ada beberapa pemukiman masyarakat. Pada awalnya, masyarakat tersebut beragama buddha tetapi setelah ada kepercayaan lain beberapa dari mereka menganut kepercayaan tersebut yaitu agama Islam. Meskipun begitu antar masyarakat tetap terjaga kerukunannya.

Di dalam kompleks vihara terdapat beberapa pohon yang cukup banyak, yang menambahkan suasana yang sejuk dan juga membuat para pengunjung terasa nyaman. Ketika saya akan masuk ke lokasi vihara yang terdapat beberapa situs saya harus melepaskan alas kaki agar bisa merasakan suasana secara mendalam. Di vihara tersebut tanah subur meskipun awal berdirinya tananya tandus dan kering. Kondisi airnya pun lumayan. Karena tanah nya subur sehingga banyak pohon yang tumbuh. Pepohonan yang ada disana bermacam-macam, seperti pohon jati, sawo, bodi, mangga, beringin, nangka, petai, dll. Dan juga  beberapa buah,seperti Nangka, mangga, naga, sawo, sukun, dll. Untuk menambah keharuman di vihara pihak pengelola juga menanam berbagi bunga, seperti Mawar, Melati, Kamboja, kenanga, teratai, kecubung, dll. Tidak hanya itu disana juga ada beberapa hewan, seperti monyet, anjing, ular, dll.

Ketika kita masuk wilayah vihara dan menaiki beberapa tangga kita akan menemukan beberapa situs

Situs Pertama

Ada patung sang Ratu Mahamaya, gajah putih yang dibelalainya terdapat bunga teratai, pangeran sidharta gautama. Patung Sidharta Gautama ini ketika lahir langsung bisa berjalan sebanyak tujuh kali, setiap langkah muncul bunga teratai. Adapula patung naga yang melambangkan kepekarsaan dan patung Rajawali yang melambangkan adanya reinkarnasi tumimba lahir.

Situs Kedua

Ketika naik keatas sedikit kita dapat menjumpai patung dengan tangan diangkat sejajar kepala. Patung ini bernama Patung Siwali yang selalu mendapat rezeki meskipun berada didaerah yang kering dan tandus.

Situs Ketiga

Sebuah Patung menyiksa diri karena selama 6 tahun tidak makan dan minum sehingga terlihat tulang rusuknya.

Situs Keempat

Sebuah patung yang bernama Patung Pencerahan yang dibelakangnya terdapat cakra yang melambangkan roda karma yang terus berputar dan ketika itu sang buddha mendapat Wahyu untuk meneruskan jalannya

Situs Kelima

Diperlihatkan sang buddha Gautama pertama menyampaikan ajarannya kepada kelima muridnya ditaman rusa Isipatana, India.

Situs Keenam

Semakin keatas kita diperlihatkan Patung Sang Buddha Palibarama yang meninggal pada posisi tidur.

Muthoharoh sebelah kiri sedang berpose dengan sahabatnya, Dok. pribadi, 2017
Tidak hanya itu, kalau kita berjalan menyusuri jalan yang melewati banyak pepohonan buah mangga kita akan melihat beberapa miniatur candi yang bentuknya seperti candi borobudur. Di dalam candi tersebut terdapat makam Bhante Sudhammo Mahathera.

Disana saya mendapat banyak pengetahuan tentang agama Buddha, meskipun saya seorang muslim tapi saya tetap menghargai agama lain. Untuk pihak pengelola agar lebih merawat vihara tersebut dan di jaga kebersihannya. Dan juga untuk pihak pemerintah agar bisa turun tangan dengan adanya vihara agar lebih membantu dalam mengelolanya.


Untuk para pengunjung serta teman-teman tidak usah jauh-jauh pergi ke luar negeri untuk melihat patung-patung buddha di Indonesia juga ada tepatnya di Desa Sendangcoyo Lasem, Jawa Tengah. 

*Siswa SMA Negeri 1 Pamotan yang saat ini sedang duduk di bangku kelas XI jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

Post a Comment

Previous Post Next Post