Penulis: Sindi Fatmawati*
Vihara
ratanavana arama merupakan salah satu vihara di Desa sendangcoyo kecamatan
lasem kabupaten rembang. Vihara ratanavana arama merupakan satu-satunya vihara
yang ada di lasem tepatnya di desa sendangcoyo. Vihara ini terletak ditengah
hutan /perbukitan, untuk sampai di vihara tersebut sangat mudah bisa
menggunakan mobil, bus, motor, dan kendaraan umum lainnya. Ruute perjalanan
untuk sampai ke vihara tersebut di mulai dari sma pamotan lurus desa gayam desa
pancur belok kuburan cina waru gunung lalu
sampai di desa Sendangcoyo
Di vihara
ratanavana arama ini terdapat banyak sekali fasilitas peribadatan dengan
ornamen-ornamen yang unik dan menarik. Vihara ini sangat menarik karena selain
berguna untuk tempat peribadatan sekaligus menyajikan sejarah atau cerita
rangkaian patung sang budha(sidharta gautama ) mulai dari saat kelahiran sampai
menjadi budha hingga wafat, yang terbagi menjadi 5 situs patung. Sebelum
melihat berbagai situs patung budha kita di wajibkan menaati peraturan/tata
tertib terlebih dahulu dengan melepas alas kaki dan di larang berbicara dengan
keras. Setelah menaati peraturan tersebut kita mulai memasuki situs patung yang
ada di vihara , kita harus mendaki sejumlah anak tangga karena situs patung
tersebut di bangun di atas tanah yang miring.
|
Dok. Pribadi, 2017 |
Setelah
mendaki anak tangga kita sampai di situs patung budha pertama. Di situs ini
terdapat taman yang bernama taman lumbini di mana terdapat patung sidharta
gautama lahir. Dewi mahamaya (ibunda sidharta gautama), gajah putih, ular naga
raksasa, rajawali dan tujuh bunga teratai. Di taman ini di ceritakan bagaimana
kelahiran sidharta gautama sampai proses reinkarnasi di mana di ceritakan jaman
dahulu ratu mahamaya beliau bermimpi di kelilingi gajah putih dan bungan
teratai dan beliau masuk di perut gajah putih. Lahirlah pangeran sidharta
gautama di taman lumbini langsung bisa berjalan tujuh langkah setiap langkah
muncul bunga teratai dan dia berkata “akulah pemimpin dalalm dunia ini. Akulah
tertua dalam dunia ini. Akulah teragung dalam dunia ini. Inilah kelahiranku
yang terakhir tak akan ada tumimbal lahir lagi.
Setelah
selesai di situs pertama kita sedikit naik menuju situs kedua. Di situs ini
terdapat patung sidharta gautama yang sedang duduk bersemedi di bawah pohon
beringin,badanya kurus kering,(tulang rusuknya terlihat menonjol)dngan kedua
tangan di letakkan di depan perut. Patung ini di sebut juga patung menyiksa
diri karena beliau bersemedi guna mencari obat untuk kesembuhannya. patung ini
menggambarkan sidharta gautama yang bersemedi selama 6 tahun di hutan uruvela
india.
|
Dok Pribadi, 2017 |
Selanjutnya
kita naik ke situs ke tiga agak naik sedikit dari situs ke dua kita akan
menjumpai patung sidharta gautama berdiri di atas bunga teratai dengan tangan
kanan di angkat setinggi dada dengan telapak tangan menghadap ke depan. Patung
ini di sebuut juga patung abaya mudra dengan semboyannya tidak gentar,tidak
takut, percaya pada diri sendiri. Patung ini menggambarkan sidharta gautama
telah menjadi sang budha.
|
Sindi Fatmawati, 2017 |
Di situs ke
empat terdapat patung sidharta gautama sedang menyampaikan ajaran budha kepada
ke lima muridnya,di situs ini juga terdapat dua patung rusa. patung ini di
sebut juga patung kotbah sang budha.patung ini menggambarkan sidharta gautama
yang menjadi budha untuk pertama kalinya menyampaikan ajaran kepada ke lima
muridnya yang bernama bante kodanya, bante bodiya, bante vapa, bante mahanama,
assaji di taman rusa isipatana india
Situs
kelima, terdapat patung budha tidur atau di sebut juga patung sang budha
parinibana ( sleeping budha) patung ini tidur dengan posisi miring ke kanan dan
tangan kanannya di lipat di depan wajahnya patung ini menggambarkan sang budha
meninggal di usia 80 tahun dengan posisi tidur dan di kremasi dengan kayu
cendana.
* Siswa SMA Negeri 1 Pamotan saat ini sedang duduk di bangku kelas XI Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.