KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini , semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Terima kasih saya ucapkan kepada Bpk.Suhadi selaku guru mapel sosiologi saya,yang telah memberikan tugas ini kepada saya sehingga saya dapat menambah wawasan mengenai kehidupan nelayan.
Saya menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna,baik dari segi penyusunan,penulisan,bahasa maupun yang lain.Oleh karena itu saya harapkan Bapak dapat memberikan kritik dan saran yang membangun.Sehingga dapat saya gunakan untuk acuan di masa yang akan mendatang.
DAFTAR ISI
Cover...................................................1
Kata Pengantar.....................................2
Daftar Isi..............................................3
Laporan perjalanan...............................4
Kritik dan saran....................................5
Hari ini tepatnya tanggal 26 April 2018 saya akan mengikuti kegiatan kunjungan lapangan yang di adakan ke TPI di desa Pandangan Wetan.Saya berang ke sekolah seperti biasa yaitu pukul 6:40.Sesampainya di sekolah saya langsung masuk kelas sembari menunggu bel masuk. Sekitar pukul 08:30 Pak suhadi memberi aba”untuk berkumpul di lapangan voli. Pak suhadi memberikan arahan dan tata cara dalam melakukan penelitian dengan baik. Pukul 9 tepat kami berangkat menuju ke TPI. Kami naik bus,yang ke dua dimana di isi oleh siswa perempuan semua kecuali pak suhadi dan pak sopir. Dalam perjalanan saya sungguh menikmatinya melihat pemandangan di kanan kiri jalan yang berupa persawahan dan kebun warga yang menyejukkan mata. Sesekali kami bersendaguraudengan pak suhadi.Mengingat jalan yang kami tempuh tidak semulus yang saya bayangkan. Apalagi tempat duduk saya berada di atas ban,itu yang membuat saya sedikit terganggu dengan getaran-getaran dari jalan yang berlubang.Tak terasa kamipun sudah hampir sampai ke tempat yang kami tuju akan tetapi kami tersesat dan akhirnya pak sopir putar balik dan menemukan gapura desa Pandangan.Saat memasuki jalan menuju TPI ada sedikit kendala di mana jalannya begitu sempit dan ada mobilyang terparkir di tengah” jalan sehingga kami harus menunggu cukup lama untuk menunggu pemilik mobil memindahkan mobil.Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan tak terasa sudah sampai.
Sesampainya saya disana saya tidak mencium bau ikan yang biasanya begitu menyengat,saya hanya merasakan terpaan angin yang cukup kencang dan melihat kegiatan pelelangan ikan yang sedang berlangsung.Saya bergegas untuk segera kesana dan melihat proses pelelangan tersebut.Sembari menikmati kegiatan tersebut saya memotret kegiatan orang”yang ada di sana. Kamipun menyebar untuk meminta informasi dari nelayan setempat.Kamipun meminta informasi dengan nada yang rendah , bahasa yang sopan dan nelayan tersebut menanggapinya dengan baik sesekali dengan bersendagurau.Para nelayan ini adalah penduduk asli sini dan mendiami desa ini.Mereka lahir dan menikah disini. Nelayan desa Pandangan rata” menggunakan kapal yang di buat oleh orang/tukang dari Sarang. Cara menangkap ikannyapun masih sederhana yakni hanya menggunakan pursin atau jaring tidak menggunakan cantrang ataupun bom. Waktu melaut di perkirakan dengan ilmu perbintangan yakni bila terjadi angin barat para nelayan tidak ada yang melaut karna gelombangnya yang besar dan akan kembali melaut lagi bila angin timur tiba.Dalam mencari ikan alat penerangannya menggunakan lampu,jadi jika sedang terang bulan tidak ada yang mencari ikan. Karena pencahayaan dari lampu masih kalah terang dari bulan. Alat tangkapnyapun di buat oleh warga setempat. Hasil tangkapannya langsung di jual ataudi setorkan ke kota,tidak ada yang mengolahnya menjadi krupuk atau makanan khas lainnya.
Tradisi yang di lakukan yakni sedekah laut yang merupakan tradisi turun temurun sejak dahulu yang menurut penduduk setempat harus dilaksanakan atau tidak boleh di tinggalkan karena jika tidak peristiwa yang tidak diinginkan akan terjadi. Sedekah laut biasanya di laksanakan sebagai bentuk rasa syukur penduduk setempat atas kenikmatan yang ada. Mewah atau tidaknya perayaan sedekah laut tergantung pada penghasilan nelayan.
Rata” pendidikannya yakni SLTA bahkan ada yang menjadi sarjana.
Corak pemukimannya berdempetan dan teras halamannya cukup kecil. Penduduk setempat hanya bekerja sebagai nelyan tidak ada yang menyambi pekerjaan yang lain. Sejauh ini sampai sekarang di desa Pandangan Etan belum pernah terjadi bencana. Kalaupun ada itu hanya peristiwa kapal terbalik pada tahun 1990 dan memakan korban.Disana hanya terdapat 1 TPI.
Setelah wawancara selesai karna cuaca yang panas saya membeli es tebu di sana untuk menyegarkan tenggorokan dan menambah energi saya agar bisa berpikir.Karna saya tertarik dengan pemandangannya saya mengambil beberapa foto yang cukup menarik. Lucunya ketika saya mengambil foto saya mendapati orang yang sedang BAB. Dan di sekitar bibir pantai terdapat sampah” yang mengapung dan berserakan. Karna baunya yang menyengat dan tidak enak di pandang saya merasa mual. Kami tiba di desa Pandangan Kulon dan melanjutkan penelitian di sana. Kami mewawancarai nelayan di sana. Setelah itu saya merasakan lapar dan kebetulan ada tukang bakso dan saya membelinya.Setelah itu kami kembali ke desa Pandangan Etan untuk kembali ke bus dan karna waktu penelitian masih lama sedangkan proses wawancaranya sudah selesai kami memutuskan untuk berjalan jalan ke Perbatasan daerah.
KRITIK DAN SARAN
• Sebetulnya pemandangan disana cukup indah,namun terusak oleh pemandangan sampah yang berserakan,bau” pembuangan limbah rumah tangga yang sembarangan dan adanya orang yang masih BAB sembarangan. Kita harung menjaga kebersihan lingkungan dan melestarikan alam karna alam di ciptakan ùntuk di manfaatkan sebaik-baiknya dalam memenuhi kebutuhan manusia bukan di rusak.
😊