Penulis: Diana Setianingsih*
Vihara Ratanawana Arama terletak di Desa Sendang Coyo ,Kecamatan Lasem , Kabupaten Rembang. Rute perjalanan menuju Vihara ratanavana arama dimulai dari SMA N 1 PAMOTAN ke utara menuju daerah gunung bugel hingga masuk ke desa warugunung belok ke utara menuju hutan di sendang coyo lasem. Dalam perjalan kami melewati jalan yang berkelok - kelok, sempit dan menanjak. Kami juga melewati rumah penduduk, ladang, dan sawah. Sepanja ng perjalanan kami disuguhi oleh pemandangan yang sangat indah. Mata kami pun dimanjakan oleh hijaunya pohon pohon di kanan kiri jalan. Dan wilayahnya yang berada diperbukitan membuat udara semakin sejuk tanpa polusi, karena tempatnya berada diperbukitan , penduduk di daerah ini lebih dominan bermata pencaharian sebagai petani ,ada juga yang membuka warung.
Di daerah ini menpunyai banyak banyak sekali potensi alam , misalnya hutan yang ada di perbukitan ,hutan itu mempunyai tanaman yang bisa dimanfaatkan penduduk untuk kehidupan sehari – hari. Di dalam vihara pun juga memiliki berbagai jenis tumbuhan seperti sawo, nangka,pohon ringin,pete,buahnaga ,sukun,mangga,pepaya, rambutan, gedondong,buah maja,salak dan masih banyak lagi. Disana juga ada banyak bunga yang tumbuh di vihara seperti ,bunga mawar, kamboja , melati dan bunga akasia,ada juga hewan ,seperti tupai,demut,burung,kupu- kupu,anjing dan lain sebagainya
.
Diana Setianingsih saat berkunjung di Vihara Ratanavana Arama, Dok. Pribadi, 2017 |
Situs Pertama Setelah mendaki beberapa anak tangga, kita akan sampai di situs pertama. Di situs ini terdapat taman yang asri, di mana terdapat Patung Sidharta Gautama lahir, Dewi Mahamaya (Ibunda Sidharta Gautama), gajah putih, ular naga raksasa sepanjang 25 meter dan tujuh bunga teratai. Semua patung tersebut berwarna emas. Menurut cerita konon katanya Ratu Maya (ibu sidharta gautama) yang sedang berjalan jalan di taman lumbini tiba tiba berhenti ibawah pohon sala karena perutnya terasa sakit. dengan berpegangan pada dahan pohon sala dan dalam sikap berdiri itulah ratu melahirkan bayi laki laki. ketika itu tepat purnama sidhi dibulan vaisak tahun 623 S.M
Selanjutnya kita akan masuk pada situs kedua Sedikit naik dari situs pertama, kita akan tiba di situs kedua. Di situs ini terdapat Patung Sidharta Gautama setinggi tiga meter sedang duduk bersemedi di bawah pohon beringin
Badannya terlihat kurus kering (tulang rusuknya terlihat menonjol) dengan kedua tangannya diletakkan di depan perut. Patung ini menggambarkan Sidharta Gautama yang bersemedi selama tujuh tahun di Hutan Uruvela, India.
Selanjutnya di situs ketiga, terdapat Patung Sidharta Gautama berdiri di atas bunga teratai dengan tangan kanan diangkat setingga dada, dengan telapak tangan menghadap ke depan. Patung ini menggambarkan Sidharta Gautama telah menemukan tujuh langkah mencapai kesempurnaan hidup, yaitu : Sati (perhatian), Dhamma (penyelidikan), Viriya (semangat), Piti (kegiuran), Pasadi (ketenangan), Samadhi (pemusatan pikiran), dan Upekkha keseimbangan batin).
Di samping patung terdapat tembok yang bertuliskan beberapa ajaran utama Sidharta Gautama.
Pahatan tulisan tersebut berbunyi “Jalan utama berunsur delapan :
(1) Pengertian benar,
(2) Pikiran benar,
(3) Ucapan benar,
(4) Perbuatan benar,
(5) Mata pencaharian benar,
(6)Daya upaya benar,
(7) Perhatian benar, dan
(8) Konsentrasi benar.”
Situs Keempat Di situs berikutnya, terdapat Patung Sidharta Gautama duduk bersila di atas bunga teratai sedang menyampaikan ajarannya kepada lima muridnya. disini juga terdapat patung seekor rusa. ini menggambarkan bahwa sidharta gautama telah menjadi budha gautama. Untuk pertama kalinya, Sang Budha menyampaikan ajarannya kepada lima muridnya di Taman Rusa Isipatana, India.
Situs Kelima Semakin ke atas, kita akan sampai di situs kelima, di mana terdapat Patung Budha Tidur. Patung sepanjang 14 meter tersebut berada di sebuah bangunan terbuka. Sang Budha tidur dengan posisi tidur miring ke kanan dan tangan kanannya dilipat di depan wajahnya.
Patung ini menggambarkan Sang Budha Gautama meninggal dunia dengan sempurna.
Selanjutnya kami ditunjukkan sebuah ruangan dimana ruangan tersebut sering digunakan sidharta gautama untuk bersemedi. dan didalam ruangan tersebut terdapat sebuah ruangan lagi. akan tetapi pemandu keguatan tidak berani menunjukkannya.
Selanjutnya adalah Miniatur Candi Borobudur (Candi Sudhammo Mahathera) Selain kelima situs di atas, ada satu situs lainnya yang menjadi daya tarik Vihara Ratanavana Arama, yaitu Miniatur Candi Borobudur yang bernama Candi Sudhammo Mahathera. Situs ini letaknya agak terpisah dari kompleks vihara dan rangkaian Patung Budha Gautama, kira-kira 200 meter di sebelah utara kompleks vihara. Miniatur Candi Borobudur ini dinamakan Candi Sudhammo Mahathera karena di dalam bangunan candi ini terdapat makam Bhante Sudhammo, sang pendiri vihara. Konon, semasa hidupnya Bhante Sudhamo pernah bercita-cita membangun Miniatur Candi Borobudur, maka setelah meninggal dunia beliau dimakamkan di dalam miniatur bangunan tersebut. Candi Sudhammo Mahathera dikelilingi pagar yang terbuat dari batu dengan relief berupa gambar Bhante Sudhammo.
Di candi ini terdapat 49 buah stupa yang terdiri atas tiga lapis/susun, dengan perincian sebagai berikut : lapisan pertama (paling bawah) terdiri dari 24 stupa, lapisan kedua (tengah) terdiri dari 16 stupa, lapisan ketiga (atas) terdiri dari 8 stupa, dan di puncak terdapat sebuah stupa yang paling besar. Jadi sepintas, bangunan Candi Sudhammo Mahathera sangat mirip dengan Candi Borobudur. Setelah di miniatur candi kami ke sebuah miniatur kapal ini dia kapal. pada kapal ini kami melihat terdapat patung budha didalamnya. dengan bergantian kami pun naik ke atas kapal.
Setelah berkeliling vihara kami menuju tempat beribadah umat budha yang ada dibagian bawah. untuk menuju tempat ibadah umat budha kami harus berjalan searah dengan jarum jam. sembari berjalan menuju tempat ibadah orang budha yang jaraknya lumayan jauh dari miniatur candi borobudur kalian akan dimanjangan oleh pemandangan dari atas bukit. Setelah berjalan beberapa menit akhirnya kami sampai ditempat ibadah orang budha. Tempatnya sangat luas dan harum. Disini pemandu kegiatan menjelaskan berbagai macam hari raya agama Budha dan kitab suci agama Budha, kami juga di jelaskan mengenai tempat untuk memujanya orang budha. Dia juga membacakan sedikit isi dari kitab agama budha. selang beberapa menit akhirnya pemandu kegiatanpun sudah selesai menjelaskan tentang agama budha.
Diana Setianingsih, 2017 |
Untuk pihak pengunjung , jangan mengotoriVihara dengan sampah ,jangan merusak situs di Vihara, perhatikan intruksi yang disampaikan oleh pihak vihara . Untuk teman – teman berkunjunglah ke Vihara untuk belajar seputar agama Budha , buktikan bahwa lasem memiliki V ihara yang patut untuk dikunjungi dan kita lestarikan. Untuk pihak pemerintah kami sarankan untuk memberikan donasi dana ,guna memperbaiki tempat- tempat di Vihara yang telah rusak agar lebih aman dan nyaman untuk d kunjungi .
Dari perjalan dan penelitian yang saya lakukan akhirnya saya dapat menyimpulkan bahwa semua ajaran agama itu mengajarkan kebaikan menurut ajarannya masing masing. oleh karena itu kita harus saling menghormati satu sama lain. perbedaan ras, budaya, suku bangsa, agama tidak menjadi halangan untuk kita saling menghormati, dan menghargai.
Ini adalah sekilas dari pengalaman saya. Semoga bermanfaat
* Siswa SMA Negeri 1 Pamotan saat ini sedang duduk di bangku kelas XI Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Tags
Diana Setianingsih