Laporan Perjalanan Febi Anggarita Ningrum ke Vihāra Ratanavana Ārāma

Laporan Perjalanan Febi Anggarita Ningrum ke Vihāra Ratanavana Ārāma



Penulis: Febi Anggarita Ningrum*

Pada waktu itu tepatnya seminggu yang lalu 14 november 2017 kelas saya sebelas ips4 dengan kelas 11ips 3 melakukan kunjungan lapangan di Vihara Ratanavara Arama yang berada di desa sendang coyo, lasem selama perjalanan saya dan teman-teman sangat menikmati pemandangan & suasana walaupun jalan yang kami lewati suram, rusak dan sangat sempit.

Sesampainya divihara kami dan rombongan  disambut dengan baik oleh pihak pengurus vihara tersebut. Sambil menunggu saatnya masuk say melihat tulisan"vihara ratanavana arama" yang berarti mutiara diatas bukit. Divihara ini udaranya sangat sejuk, karena disekeliling vihara ditanami berbagai jenis tanaman dan pohon seperti halnya:nangka, mangga, srikaya, maja, kedondong dll.

Salah satu pengurus vihara tersebut yaitu ibu sakinah menjelaskan tentang situs yang berada di vihara secara detail dan juga menjelaskan biografi tokoh pendiri vihara tersebut yang bernama Sudhammo Mahateraa.

Penjelasan ini berasal dari guru kami sosiologi yaitu  bapak Suhadi. Bante Sudhammo Mahatera lahir pada 21 April 1938 di Sumenep, madura. Beliau lahir dengan nama kecil bursaha burhanuddin dari kedua orangtuanya yang bernama  Malik dan Saliha. Kalimat yang selalu diajarkan kepada beliau oleh orangtuanya adalah"jangan sampai kamu meminta pada orang lain, tetapi memberikan kepada orang lain "ternyata kedua orangtuanya berusia tidak panjang. Saat bante menginjak sekolah ke stm kedua orangtuanya sudah meninggal dunia. Tahun 1959 beliau lulus dan beliau memilih berkelana dari hutan ke hutan selama 4,5 tahun tepatnya 1964 beliau keluar dari hutan.

Pada tahun 1972 beliau bertemu dengan yang mulia Girilakito mahathera dari Pati. Kemudian pada tanggal 10november 1972 pukul10:00 wib beliau ditahdizkan diusapada menjadi biksu. Sudhammo kuliah di Thailand selama 1 tahun dan setelah kembali ke Indonesia  beliau mencari tanah didaerah pegunungan untuk mendirikan vihara. Tempat yang beliau pilih tak lain adalah didesa sendangcoyo yang saat itu tanahnya masih masih terjal dan tandus ditmbah lagi masalah sumber mata air.
Selama beliau bekerja membangun vihara dahuku orangnya yang pendiam menjadi humoris, badannya kurus menjadi berisi, tanah yang dulunya tandus menjadi berair. Pada tanggal 23oktober 1996 beliau dinobatkan sebagai orang pertama yang mendirikan bendera sasana atas keberaniannya menjadi biksu. Dan dari akhir biografi sudhamo mahaterra  beliau menghembuskan nafas terakhir pada 28 februari 2000 karena serangan  penyakit stroke .

Kemudian, setelah guru sosiologi yaitu  bapak suhadi selesai membacakan biografi  sudhamo mahaterra, ibu sakinah mengajak kami untuk berkeliling mengunjungi situs² yang  ada di vihara tersebut dari  patung naga, burung sampai candi, setelah selesai berkunjung kami dan rombongan di beri waktu istirahat selama lima belas menit kemudian kami mendapat intruksi supaya melakukan kunjungan ke masayarakat  sekitar untuk mengadakan silaturahmi serta mewawancarai tentang keberadaan vihara  tersebut. Setelah semua selesai kami melakukan perjalanan  untuk menuju kesekolah.

Post a Comment

Previous Post Next Post