Penulis: Arwinda Ika Febrianti
Nama saya Arwinda Ika Febrianti, lahir pada tanggal 30 Desember 2001 di Rembang, saat ini saya duduk di bangku sekolah SMA kelas 11 ips 4,hobi saya adalah menyanyi, cita cita saya ingin menjadi seorang guru SMA, motto saya adalah Jangan Pernah Bersikap Iri, Karena Tidak Akan Membuat Hidup Heppi, Bagi yang tertarik dengan tulisan saya mohon hubungi nomor WA saya, 085226277441.
Menurut saya kesan mendalam dari kunjungan lapangan saya di vihara adalah nilai estetika pada patungnya dan nilai sejarahnya, dan kehidupan masyarakatnya hidup rukun walaupun ada perbedaan agama.
Vihara ratavana arama merupakan sebuah tempat ibadah bagi orang yang beragama buddha,yang terletak di desa Sendangcoyo kecamatan Lasem kabupaten Rembang, vihara ini di bangun oleh YM Sudhammo Mahathera yang berasal dari madura, dan vihara ini dibangun dengan penuh kerja keras dari YM Sudammo Mahathera, melalui perjalanan menyusuri hutan dan membangun jalan untuk mengangkut bahan bangunan yang akan digunakan untuk membangun sebuah vihara, dan beliau mengerjakan tanpa mengenal lelah dan tidak memperhatikan kesehatannya.
Dan kami kelas xi ips 4 melakukan kunjungan di vihara ratavana arama dan kita memulai perjalanan dari SMA dan menuju gunung bugel dan kami pun berbelok ke timur dari perempatan dekat SD warugunung, lalu kami sampai di pertigaan dan berbelok le arah utara, dan kami pun melewati jalan yang cukup terjal,hutan,pemakan dll, dan kita sampai di pertigaan lagi dan kami menuju arah timur, dan jalanan pun semakin menanjak dan terjal hampir 20 kita sampai di di depan gerbang vihara,.
Suasana di sepan gerbang vihara sangat sepi karena gerbang tertutup, dan setelah kami dibukakan pintu gerbang ternyata didalam vihara pun tidak terlalu ramai, dan disana pun sangat asri karena banyak tumbuhan yang membuat udara sejuk,dan mungkin karena termasuk wilayah pegunungan.
Dan pihak vihara kelihatannya pun agak kaget dan sepeti belum siap untuk memberikan penjelasan tentang situs di vihara, tetapi mereka sangat ramah walaupun kami berbeda agama, Kondisi masyarakat disana pun seperti tidak ada perbedaan, dan rumah mereka pun sangat berdekatan walaupun berbeda agama, dan sekolah untuk anak anak nya pun menjadi satu, tetapi pada saat ulangan agama dipisahkan, keadaan tanah disana tandus, sehingga jarang terdapat sumber mata air, mereka mendapatkan air dari desa yang dibawah,dan disana ada banyak hewan seperti anjing, kambing,dll.dan bunga disana pun beragam sepeti Kamboja, Gading,dll.
Struktur batuannya mungkin keras karena saya tidak meneliti batuan dan hanya melihat sekilas, dan kami memulai mengunjungi beberapa situs, yang pertama yaitu patung Sidharta Gautama lahir, Dewi mahamaya(ibunda sidharta gautama),gajah putih dan 7 bunga teratai, ular naga 25 m, dan semua patung berwarna emas. Dan selanjutnya kami menemui patung Sidharta Gautama duduk bersemedi dibawah pohon beringin, dengan badan terlihat kurus kering dengan tulang rusuknya terlihat menonjol dengn kedua tangan diletakkan di depan perut, dan selanjutnya adalah patung Sidharta Gautama duduk bersila diatas bunga teratai sedang menyampaikan ajarannya kepada 5 muridnya, dan yang terakhir yaitu patung budha tidur sepanjang 14.
Disana saya mendengarkan penjelasan tentang patung yang ada divihara, dan melekukan selfie dengan teman teman, dan pesan saya untuk pengelola vihara agar menjaga vihara dengan baik dan manjaga kebersihannya, dan pesan saya kepada pemerintah agar ikut membantu dalam menjaga vihara, dan pesan saya untuk pengunjung agar menjaga kesopanan, kebersihan,dan tidak merusak patung dll,karena vihara merupakan tempat ibadah. Dan bagi teman teman teman ikut menjaga vihara walaupun bukan tempat ibadah kita. Hal yang saya dapatkan dari kunjungan ini adalah ilmu sejarah yang tidak saya tahu, dan peninggalan bersejarah yang sangat berharga dan menghargai perbedaan. Terima kasih