Laporan pengamatan di TPI Tasik Agung

Laporan pengamatan di TPI Tasik Agung

Penulis: Nadila Puspita Sari
                                                             
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,atas segala limpahan rahmat dan karunianya kami masih di berikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas karya tulis sosiologi.

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami masing- masing dan terima terima kasih  kepada guru sosiologi  yaitu kepada bapak suhadi yang telah membantu saya menyusun lapaoran kunjungan lapangan di TPI Tasik Agung.

Tulisan ini tentu masih banyak sekali kekurangan dan kelemahan .Oleh karena itu saya minta maaf.
Akhir kata semoga karya tulis ini dapat bermanfamasyaSaran, ya terimakasih.
Pamotan ,April 2018

DAFTAR ISI
 
HALAMAN COVER............................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................ii
Isi..........................................................................................iii
Saran...................................................................................iv


Isi
Laporan pengamatan sosiologi ini saya melakukan wawancara terhadap masyarakat nelayan di tasik agung.

Saya melakukan wawancara kepada nelayan



Menurut pengakuan salah satu nelayan yang ada di TPI
1. Asal usul perkembangan masyarakat
      Dulu tidak ada pemula mereka pergu kepasar untuk kebutuhan makan saja,tapi sekarang sudah banyak pemula jadi  pabrik-pabrik  sekarang srmakin banyak.

2.kependudukan
     Penduduk di sekitar TPI sangat ramah dan baik mereksaling menghormati satu sama lain .

3. Pendidikan
     Pendidikan masyarakat di Tasik Agung kemungkinan ada yang putus sekolah dan ada juga yang sarjana.

4.fasilitas umum
  Fasilitas umum terutama di kapal yaitu ada pelampung, jaring, dan Gps yang di gunakan nelayan agar tidak tersesat.


Wawancara kepada pihak keamanan di TPI

5.Pengetahuan bahari
    Cara menangkap ikan dulu menggunakan jaring sekarang menggunakan cantrang

6.Cara berlayar
Cara berlayar kalu berangkat tidak bisa di tentukan jam tetapi ikutin cuaca kalau cuaca bagus nelayan bisa berangkat tetapi sebelum berangkat  harus mengurus surat perijinan untuk berlayar nelyan juga harus menyiapkan barang- barang untuk kdbutuhan berlayar .

Kalau kayak kapal besar biasanya berlayar diatas 1 bulan,sedangkan kalau sarang kayu(kapal kecil) biasanya berlayar selama 13- 14 hari para nelayan sudah pulang.
Untuk persediaan makanan setiap kapal ada juru masak,juru mekanik,dan yang lain bagian penangkapan ikan .

7.cara menangkap ikan
Cara menangkap ikan dulu menggunakan jaring srkarang mrnggunakan cantrang untuk pengambipan ikan

8. Mengolah ikan
Untuk pengolahan ikan sendiri biasanya di buat sarden,pindang ,bahkan bisa di buat sebagai tepung.

9. Pemukiman
Pemukiman warga di Tasik Agung mayoritas rumahnya sangat bagus dan lingkungan di sekitar pemungkiman sangat sejuk dan asri.

10.Tradisi sedekah laut
Yang namanya tradisi itu adat jaman dahulu ngikutin asal usul dari orang tua atau nenek moyang ,yang namanya orang bersyukur kalau hasil lautnya mrlimpah merrka melaksanakan tradisi sedekah laut .

11.pekerjaan selain nelayan
Masyarakat di Tasik Agung ada sebagai kuli bongkar,sopir pengangkat ikan ,cuma kapasitas orang ada yang berbeda-beda seperti pengurus kuli basken ,dll,semua itu berhubungan dengan ikan.

12.cara membuat ikan
Cara membuat kapal mula- mula di buat tunas yaitu tulang punggung kapal yang tebalnya kurang lebih 30cm lawan 25cm panjang sekitar 19m, tinggi 25sampai 30m ,lebar kurang lebih 6,5m ,tebalan awak kapal3,5 cm.

Cara pembuatannya kayu yang di gunakan untuk membuat kapal di bakar agar kuat dan tah lama ,ada berbagau jenis kayu yang di gunakan srperti kayu jati dan kayu kalimantan . Biasanya kapal di jual dengar harga 750jt itu kosongan sedangkan kalau lengkap harganya bisa mencapai1M .untuk model dan kekuatannya ter gantung dengan tradisi dan perawatannnya.

Saran
saran untuk pembaca agar selalu menjaga kekayaan alam dan tetap menjaga kelestarian alam agar tidak punah dan tetap lestari.


Post a Comment

Previous Post Next Post