LAPORAN INDIVIDU KUNJUNGAN LAPANGAN KEHIDUPAN NELAYAN TASIK AGUNG KABUPATEN REMBANG
Lasem, Mei 2018
Penulis : Nanda Bintara Putra
KATA PENGANTAR
Syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan nikmat dan karunia-Nya saya dapat mengerjakan tugas Sosiologi. Dan tak lupa saya ucapkan kepada Orang tua saya yang telah mendukung saya untuk mengerjakan tugas Laporan tentang konflik sosial Perebutan Tanah. Dan terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Suhadi selaku guru mapel Sosiologi yang telah membimbing saya. Saya tahu bahwa laporan yang saya buat kurang dari kata Sempurna, dan saya minta saran dan kritik kepada bapak Suhadi.
Terimakasih.
Proses Kunjungan Lapangan
Rabu 25 April 2018, kami semua kelas 11 IPS 1&2 berangkat menuju TPI Tasik Agung Rembang menggunakan kendaraan bus.Kegiatan ini untuk mengamati kehidupan nelayan disana.Kami semua berangkat dari SMA N 1 PAMOTAN pukul 07.30 dan sampai disana sekitar 08.45. Sesampainya disana kita mulai mewawancarai para nelayan yang ada disana.
Keadaan Umum Lokasi
Ketika kami sampai dilokasi kami melihat para nelayan yang ada di TPI rembang melakukan semua tugas mereka masing masing seperti proses pegangkutan ikan-ikan yang sudah di beli oleh pembeli ke berbagai kendaraan yang sudah ada yang telah disediakan oleh pembeli.
Proses Pengangkutan Ikan dari TPI ke Truk atau Kendaraan Lainnya
Kondisi lingkungan disana agak kotor plastik-plastik berserakan, air bekas es batu yang sudah mencair banyak menggenang sehingga membuat pembeli dan pengunjung agak tidak nyaman.
Hasil wawancara
Wawancara dengan Pak Bakir, tentang pendistribusian ikan serta proses penjualan ikan di TPI
Cara penagkapan ikan yang ada di TPI 2 ini hanya menggunakan satu alat tangkap yaitu cantrang. Panjang tali yang digunakan untuk menarik cantrang berukuran sekitar 1200 M. Jenis kapal pun memiliki GT yang berbeda-beda,kalau kapal yang basar daya tampung untuk membawa bebekalan balok es sekitar 70-80 ton sekali angkut, sedangkan untuk kapal kecil GT nya hanya 10-15 ton saja. Cara berlayarnya pun berbeda, kalau kapal yang besar bisa berlayang ketengah sedangkan untuk kapal kecil hanya dipinggiran 12-13 mil itu pun ada batasannya dari mentri kelautan.Yang tau tentang batasan penangkapan ikan hanya P3(Pelabuhan Perikanan Pantai), sedangkan TPI hanya melayani proses jual beli ikan, dari nelayan ke pedagang dan pembeli.Namun yang menjual tidak langsung nelayan, tapi sudah ada pengurusnya dan nelayan pasarah saja. Harga ikan pun beda-beda, jenisnya pun banyak ada yang jenis kualitas ekspor,lokal dan pasaran. Ekspor itu jenisnya banyak seperti; kakap merah, kerapu,udang kipas.Kalau yang lokal, biasanya langsung dimasukkan kepabrik surimi(khusus untuk mengambil dagingnya). Kalau penagkapan ikan-ikan kecil seperti ikan tongkol, penagkapannya menggunakan Porsen(banyak jaringnya daripada cantrang) alatnya terapung sedangkan cantrang untuk penagkapan dasar.
Selain dijual kepasaran, banyak yang diolah dengan berbagai jenis pengolahan seperti;dibuat tepung ikan, lansung ekspor,langsung masuk pabrik yang diambil dagingnya, dan dibuat sarden dan masih banyak lagi. Pendapatan nelayan tergantung dari penjualan atau penghasilan ikan yang didapatkan. Pengeksporan ikan samapai ke Eropa(sejenis tuna),ikan kerapu yang besar , ke China, Jepang,Korea,Taiwan.Pembeli kebanyakan dari luar kota dan tidak hanya dari Rembang saja.Waktu belayar kapal juga harus mempersiapka kebutuhan pagan saat berlayar, daya tapung kapal pun berbeda-beda, kalu kapal besar berlayar samapi 25 hari, sedangakan kapal jenis kecil 7-10 hari. Pengisian bahan bakar pun berbeda kalu sg besar sekali isi mencapai 12-14 ribu liter, sedangkan kapal jenis kecil sekitar 5-8 ribu liter.Jumlah ABK pun juga berbeda kalau dikapal besar mencapai 20 orang ABK tapi kalau dikapal kecil hanya 12-14 orang ABK.
Menurut penduduk sekitar, dengan adanya pelabuhan ini menjadikan penghasilan bertambah bagi pekerja didaratan yang ada disekitar pelabuhan.Dan juga mengurangi jumlah pengangguran, dan ibu rumah tangga yang dulunya hanya mengurusi rumah,sekarang dapat ikut kerja digudang-gudang penampungan ikan seperti;mengepak ikan,mindang, membersihakan ikan. Penduduk yang bekerja pun berbeda-beda, kebanyakan penduduk yang disebelah timur TPI mayoritas bekerja sebagai pekerja daratan(kuli) sedangkan disebelah bat TPI mayoitan menjadi nelayan dan juga ABK.Pendapatan yang diperoleh tergantung dengan musim cuaca, jika musim operasi hasilnya lumayan tapi jika musim ombak yang tidak bersahabat pendapatan berkurang dan banyak pekerja yang hanya diam dirumah(sepi) itupun juga tergantung dengan nelayan. Pekerjaan dimulai dari pukul 6 pagi samapi 10-11 siang.Sistem upah pekerja daratan berupa ikan dan ada juga yang barupa uang, namun kebanyakan upahnya ikan.Ikan itu untuk dijual, untuk kebutuhan sehari-hari
Mencapai perguruan tinggi, namun tidak terlalu banyak tergantung pada kemampuan anaknya sendiri dan juga kemampuan orang tuanya,yang menyekolahkan sampai perguruan tinggi biasanya jaragan-jaragan kapal maupun nelayan yang mengutamakan pendidikan anaknya, dan kebanyakan orang tuanya yang bekerja sebagai pekerja daratan dapat menyekolahkan sampai SMA saja rata-rata yang laki-laki mengambil sekolah kejuruan. Dan anak perempuan yang tidak sekolah biasanya ikut jual ikan,sebagai buruh pabrik,namun jarang permpuan yang berhrnti sekolah.
Perayaan sedekah laut, sedekah laut biasanya dilaksanakan pada hari raya kupatan, hiburan dalam segi olah raga biasanya kasti,tong tongklek, kalau hiburan lainnya seperti ketoprak,dangdut,makan gratis. Dana yang digunakan untuk sedekah bumi sudah ada sendiri yaitu dari subsidi dari perahu-perahu atau kapal-kapal per harinya. Peserta sedekah laut hanya masyarakat Tasik Agung saja, tapi kalau ada pihak lain yang ikut partisipasi biasanya ikut dalam acara sedekah laut ini.Arti makna dari sedekah laut iji sudah tradisi sejak dulu, yaitu dengan menghanyutkan kepala kambiang dengan diiringi kapal-kapal, yang dilakukan pukul 7/8 pagi yang setelah diarak oleh masyarakat sekitar.
Solusi dari masalah yang Ada di TPI Tasik Agung Rembang
Menurut saya masalah yang ada adalah tempatnya yang kurang nyaman karena banyak sampah plastik yang berserakan dan ditibun begitu saja tanpa ada yang mengurusinya.Dan juga tempatnya becek sehingga ketika kita berjalan dekat dengan yang ada genangan airnya kita bisa kena cipratan airnya,dan baunya tidak sedap karena air itu bekas dari es yang mencair yang digunakan untuk mendinginkan ikan. Menurut saya sampah plastik tersebut harus diangkut dan dibuang karena tidak enak untuk dipandang dan juga agar lebih nyaman dan juga harus dirawat lebih baik lagi agar pembeli dapat membeli ikan dengan nyaman. Dan ada satu masalah lagi yaitu tentang penangkapan ikan menggunakan cantrang, seharusnya penangkapan ikan dengan menggunakan ikan harus dilarang karen jika diterus-teruskan itu akan mengakibatkan masalah yang fatal, karena penggunaan cantrang dapat merisak ekosistem laut flora maupun fauna yang ada didalamnya. Kerena menangkap dengan cantrang semua ikan akan tertangkap baik yang boleh dikonsunsi atau tidak, semua masuk kedalam cantrang tersebut. Seharusnya penggunaa cantrang harus dihilangkan dan pemerintah harus menindak tegas masalah ini,agar tidak muncul masalah-masalah baru .
Harapan Penulis
Harapan saya dengan adanya laporan ini dapat memberikan pemahaman tentang kehidupan nelayan yang ada di Tasik Agung Kabupaten Rembang. Dan juga memberikan pemahaman kepada pembaca tentang bahayanya penggunaan cantrang sebagai alat penagkapan ikan dilaut.
Lasem, Mei 2018
Penulis : Nanda Bintara Putra
KATA PENGANTAR
Syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan nikmat dan karunia-Nya saya dapat mengerjakan tugas Sosiologi. Dan tak lupa saya ucapkan kepada Orang tua saya yang telah mendukung saya untuk mengerjakan tugas Laporan tentang konflik sosial Perebutan Tanah. Dan terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Suhadi selaku guru mapel Sosiologi yang telah membimbing saya. Saya tahu bahwa laporan yang saya buat kurang dari kata Sempurna, dan saya minta saran dan kritik kepada bapak Suhadi.
Terimakasih.
Proses Kunjungan Lapangan
Rabu 25 April 2018, kami semua kelas 11 IPS 1&2 berangkat menuju TPI Tasik Agung Rembang menggunakan kendaraan bus.Kegiatan ini untuk mengamati kehidupan nelayan disana.Kami semua berangkat dari SMA N 1 PAMOTAN pukul 07.30 dan sampai disana sekitar 08.45. Sesampainya disana kita mulai mewawancarai para nelayan yang ada disana.
Keadaan Umum Lokasi
Ketika kami sampai dilokasi kami melihat para nelayan yang ada di TPI rembang melakukan semua tugas mereka masing masing seperti proses pegangkutan ikan-ikan yang sudah di beli oleh pembeli ke berbagai kendaraan yang sudah ada yang telah disediakan oleh pembeli.
Proses Pengangkutan Ikan dari TPI ke Truk atau Kendaraan Lainnya
Kondisi lingkungan disana agak kotor plastik-plastik berserakan, air bekas es batu yang sudah mencair banyak menggenang sehingga membuat pembeli dan pengunjung agak tidak nyaman.
Hasil wawancara
- Hasil wawancara dengan pengurus dilapangan TPI Tasik Agung,Rembang
Wawancara dengan Pak Bakir, tentang pendistribusian ikan serta proses penjualan ikan di TPI
Cara penagkapan ikan yang ada di TPI 2 ini hanya menggunakan satu alat tangkap yaitu cantrang. Panjang tali yang digunakan untuk menarik cantrang berukuran sekitar 1200 M. Jenis kapal pun memiliki GT yang berbeda-beda,kalau kapal yang basar daya tampung untuk membawa bebekalan balok es sekitar 70-80 ton sekali angkut, sedangkan untuk kapal kecil GT nya hanya 10-15 ton saja. Cara berlayarnya pun berbeda, kalau kapal yang besar bisa berlayang ketengah sedangkan untuk kapal kecil hanya dipinggiran 12-13 mil itu pun ada batasannya dari mentri kelautan.Yang tau tentang batasan penangkapan ikan hanya P3(Pelabuhan Perikanan Pantai), sedangkan TPI hanya melayani proses jual beli ikan, dari nelayan ke pedagang dan pembeli.Namun yang menjual tidak langsung nelayan, tapi sudah ada pengurusnya dan nelayan pasarah saja. Harga ikan pun beda-beda, jenisnya pun banyak ada yang jenis kualitas ekspor,lokal dan pasaran. Ekspor itu jenisnya banyak seperti; kakap merah, kerapu,udang kipas.Kalau yang lokal, biasanya langsung dimasukkan kepabrik surimi(khusus untuk mengambil dagingnya). Kalau penagkapan ikan-ikan kecil seperti ikan tongkol, penagkapannya menggunakan Porsen(banyak jaringnya daripada cantrang) alatnya terapung sedangkan cantrang untuk penagkapan dasar.
Selain dijual kepasaran, banyak yang diolah dengan berbagai jenis pengolahan seperti;dibuat tepung ikan, lansung ekspor,langsung masuk pabrik yang diambil dagingnya, dan dibuat sarden dan masih banyak lagi. Pendapatan nelayan tergantung dari penjualan atau penghasilan ikan yang didapatkan. Pengeksporan ikan samapai ke Eropa(sejenis tuna),ikan kerapu yang besar , ke China, Jepang,Korea,Taiwan.Pembeli kebanyakan dari luar kota dan tidak hanya dari Rembang saja.Waktu belayar kapal juga harus mempersiapka kebutuhan pagan saat berlayar, daya tapung kapal pun berbeda-beda, kalu kapal besar berlayar samapi 25 hari, sedangakan kapal jenis kecil 7-10 hari. Pengisian bahan bakar pun berbeda kalu sg besar sekali isi mencapai 12-14 ribu liter, sedangkan kapal jenis kecil sekitar 5-8 ribu liter.Jumlah ABK pun juga berbeda kalau dikapal besar mencapai 20 orang ABK tapi kalau dikapal kecil hanya 12-14 orang ABK.
- Hasil wawancara dengan penduduk sekitar TPI Tasik Agung,Rembang yang bekerja sebagai pekerja daratan atau kuli
Menurut penduduk sekitar, dengan adanya pelabuhan ini menjadikan penghasilan bertambah bagi pekerja didaratan yang ada disekitar pelabuhan.Dan juga mengurangi jumlah pengangguran, dan ibu rumah tangga yang dulunya hanya mengurusi rumah,sekarang dapat ikut kerja digudang-gudang penampungan ikan seperti;mengepak ikan,mindang, membersihakan ikan. Penduduk yang bekerja pun berbeda-beda, kebanyakan penduduk yang disebelah timur TPI mayoritas bekerja sebagai pekerja daratan(kuli) sedangkan disebelah bat TPI mayoitan menjadi nelayan dan juga ABK.Pendapatan yang diperoleh tergantung dengan musim cuaca, jika musim operasi hasilnya lumayan tapi jika musim ombak yang tidak bersahabat pendapatan berkurang dan banyak pekerja yang hanya diam dirumah(sepi) itupun juga tergantung dengan nelayan. Pekerjaan dimulai dari pukul 6 pagi samapi 10-11 siang.Sistem upah pekerja daratan berupa ikan dan ada juga yang barupa uang, namun kebanyakan upahnya ikan.Ikan itu untuk dijual, untuk kebutuhan sehari-hari
Mencapai perguruan tinggi, namun tidak terlalu banyak tergantung pada kemampuan anaknya sendiri dan juga kemampuan orang tuanya,yang menyekolahkan sampai perguruan tinggi biasanya jaragan-jaragan kapal maupun nelayan yang mengutamakan pendidikan anaknya, dan kebanyakan orang tuanya yang bekerja sebagai pekerja daratan dapat menyekolahkan sampai SMA saja rata-rata yang laki-laki mengambil sekolah kejuruan. Dan anak perempuan yang tidak sekolah biasanya ikut jual ikan,sebagai buruh pabrik,namun jarang permpuan yang berhrnti sekolah.
Perayaan sedekah laut, sedekah laut biasanya dilaksanakan pada hari raya kupatan, hiburan dalam segi olah raga biasanya kasti,tong tongklek, kalau hiburan lainnya seperti ketoprak,dangdut,makan gratis. Dana yang digunakan untuk sedekah bumi sudah ada sendiri yaitu dari subsidi dari perahu-perahu atau kapal-kapal per harinya. Peserta sedekah laut hanya masyarakat Tasik Agung saja, tapi kalau ada pihak lain yang ikut partisipasi biasanya ikut dalam acara sedekah laut ini.Arti makna dari sedekah laut iji sudah tradisi sejak dulu, yaitu dengan menghanyutkan kepala kambiang dengan diiringi kapal-kapal, yang dilakukan pukul 7/8 pagi yang setelah diarak oleh masyarakat sekitar.
Solusi dari masalah yang Ada di TPI Tasik Agung Rembang
Menurut saya masalah yang ada adalah tempatnya yang kurang nyaman karena banyak sampah plastik yang berserakan dan ditibun begitu saja tanpa ada yang mengurusinya.Dan juga tempatnya becek sehingga ketika kita berjalan dekat dengan yang ada genangan airnya kita bisa kena cipratan airnya,dan baunya tidak sedap karena air itu bekas dari es yang mencair yang digunakan untuk mendinginkan ikan. Menurut saya sampah plastik tersebut harus diangkut dan dibuang karena tidak enak untuk dipandang dan juga agar lebih nyaman dan juga harus dirawat lebih baik lagi agar pembeli dapat membeli ikan dengan nyaman. Dan ada satu masalah lagi yaitu tentang penangkapan ikan menggunakan cantrang, seharusnya penangkapan ikan dengan menggunakan ikan harus dilarang karen jika diterus-teruskan itu akan mengakibatkan masalah yang fatal, karena penggunaan cantrang dapat merisak ekosistem laut flora maupun fauna yang ada didalamnya. Kerena menangkap dengan cantrang semua ikan akan tertangkap baik yang boleh dikonsunsi atau tidak, semua masuk kedalam cantrang tersebut. Seharusnya penggunaa cantrang harus dihilangkan dan pemerintah harus menindak tegas masalah ini,agar tidak muncul masalah-masalah baru .
Harapan Penulis
Harapan saya dengan adanya laporan ini dapat memberikan pemahaman tentang kehidupan nelayan yang ada di Tasik Agung Kabupaten Rembang. Dan juga memberikan pemahaman kepada pembaca tentang bahayanya penggunaan cantrang sebagai alat penagkapan ikan dilaut.