LAPORAN KUNJUNGAN INDIVIDU DI TPI TASIK AGUNG REMBANG

LAPORAN KUNJUNGAN INDIVIDU DI TPI TASIK AGUNG REMBANG


PENULIS: NURUL APRI NINGSIH

A. Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penyusunan laporan di TPI Tasik Agung Rembang dapat selesai dengan baik.
Laporan di TPI Tasik Agung Rembang ini berisi masalah-masalah yang dialami nelayan yang menggunakan cantrang serta pengetahun-pengetahuan umum tentang kehidupan nelayan
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan informasi. Kritik dan saran yang membangun sangatkami harapkan untuk kesempurnaan bukuini.

B. Daftar isi
Bab I : Menceritakan proses kunjungan
Bab II : Kritik dan saran

Bab I : menceritakan proses kunjungan

Sehari sebelum keberangkatan untuk melakukan kunjungan lapangan di TPI Tasik Agung Rembang, kelas saya persiapannya sangat mendadak. Dari mulai masalah mencari transportasi bus, masalah konsumsi untuk di TPI. Malam harinya kelas kami mendiskusikan bagaimana mencari transportasi dengan cara mendadak dan mengeluarkan iuran berapa untuk membayar transportasinya. Kelas saya di grub tidak mencari jalan keluar baik-baik malah menimbulkan perdebatan sedikit. Tetapi alhamdulillah kelas saya sepakat dengan menyewa 2 transportasi bus yang satu bus nya dikenai biaya sebesar Rp.200.

Hingga keesokan harinya pada hari Rabu, 25 April 2018 saya dan rombongan siswa siswi kelas XI-Ips 1 dan 2 melakukan kunjungan lapangan ke TPI Tasik Agung Rembang. Keberangkatan menuju ke TPI Tasik Agung Rembang, saya dan siswa siswi kelas XI-Ips 1 dan 2 SMA Negri 1 Pamotan, berdo’a bersama di dalam kelas untuk mengawali kegiatan yang dilanjutkan dengan apel pagi dilapangan yang dipandu oleh guru mapel sosiologi saya.

Tepat pukul 07:30 saya dan para rombongan siswa siswi kelas XI-Ips 1 dan 2 langsung berangkat menujuke Tasik Agung Tembang dengan melewati rute ringin-japerejo-japeledok-sendang agung-ketangi-kasreman-telogo mojo-padaran-tireman-rembang-tasik agung. Saya dan rombongan siswa siswi kelas XI-Ips 1 dan 2 tiba disana kira-kira pukul 09:15. Disana saya dan rombongan siswa siswi kelas XI-Ips 1 dan 2 disambut baik oleh pengurus-pengurus di TPI.

Kondisi umum di TPI Tasik Agung Rembang sangatlah kotor dan kurang terjaga. Bagaimana tidak, banyak genangan-genangan air yang banyak disana yang menimbulkan bau yang tidak sedap.

Hasil wawancara pada hari Rabu, 25 April 2018, para nelayan di Tasik Agung Rembang menggunakan alat tangkap hanya satu jenis yaitu Cantrang. Cara berlayarnya setiap kapal berbeda, apabila kapal Cantrang yang berukuran besar berlayarnya hingga sampai ke tengah lautan yang hampir memakan waktu kurang lebih satu bulan, sedangkan untuk kapal yang berukuran kecil hanya berani berlayar di pinggiran hampir memakan waktu 10 sampai 11 hari saja. Paling tidak 12 sampai 13 Mill dan itupun masih ada batasan sendiri.

TPI Tasik Agung Rembang hanya bisa melayani jual beli ikan, bukan tentang batasan-batasan yang ditentukan oleh metri kelautan. Hasil tangkap ikan di TPI juga sudah ada bagian pengurusnya sendiri. Untuk masalah jual beli ikan yang bukan dari nelayan langsung dari berbagai jenis ikan, jika di jual dari pihak pengurus harga jual belinya tidak sama atau berbeda-beda, karena pengurus itu sendiri memperhatikan mana ikan ekspor, ikan lokal, ikan pasaran, dan lain-lain. Kakap merah dan udang kapas termasuk jenis ikan ekspor.

Alat tangkap Porsen dan Cantrang sangatlah berbeda. Untuk alat tangkap Porsen itu sendiri terdapat banyak jaringnya daripada talinya alatnya cenderung terapung dan sebaliknya.

Nelayan mendapatkan penghasilan dari TPI tergantung dari hasil perolehan ikan. TPI Tasik Agung Rembang melakukan hubungan jual beli bukan hanya di dalam negri saja melainkan sampai mengekspor hingga ke luar negri seperti Cina, Jepang dan Eropa. Untuk ikan yang diekspor ke luar negri itu sendiri sejenis ikan Tuna.

Dari adanya pelabuhan di Tasik Agung Rembang sangatlah berpengaruh di kehidupan masyarakat , baik di bidang ekonomi maupun sosial, salah satunya yakni mengurangi jumlah pengangguran. Mayoritas di sebagian Tasik Agung Rembang sebagai Pekerja Daratan (Kuli). Sedangkan di bagian barat TPI sampai ke Barat (Kaliori) masyarakat mayoritas sebagai Nelayan. Untuk penghasilan yang didapatkan pekerja daratan yaitu tergantung dari musim dan cuacanya. Apabila musim ombak pendapatan masih lumayan, tetapi apabila cuaca sedang tidak bersahabat, para pekerja daratan menganggur. Pekerja daratan mulai bekerja pukul 06:00 hinggal 11:00 WIB.

Untuk pekerja daratan itu sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu Pekerja Daratan yang Melayani Para Nelayan yang di mulai pukul 06:00 hinggal 10:00 WIB, sedangkan untuk Pekerja Daratan yang Melayani Pedagang Ikan bisa sampai sore hari. Pedagang daratan yang melayani nelayan itu upahnya berupa ikan yang nantinya di jual kembali ke TPI langsung yang langsung ke pedagang tetapi ada juga yang langsung berupa uang.

Para nelayan tiba di TPI tidak tentu bisa malam, sore, pagi, ataupun siang. Semua tergantung dari pengoperasiannya jarak jauh ataupun tidaknya. Sebelum para nelayan tiba, para pekerja daratan sudah mendapatkan panggilan dari para nelayan dan para pekerja dararan bersiap-siap untuk menjemput kepulangan nelayan yang baru datang di TPI.

Dari segi pendidikan  di Rembangan sudah lumayan baik. Di Rembangan sebagian para pelajar sudah menempuh pendidikan hingga SMA atau SMK bahkan ada juga yang hingga Keperguruan Tinggi walaupun masih tergolong sedikit.

Tradisi masyarakat di Rembangan masih terjaga sampai sekarang, seperti tradisi yang di rayakan secara besar-besaran yaitu sedekah laut yang digunakan untuk acara syukuran para nelayan adalah kapala kambing yang kemudian di hanyutkan ke tengah laut lalu di iringi dengan beberapa perahu. Acara sedekah laut biasanya dimulai dari pukul 07:00 hingga selesai. Sedekah laut diadakan dengan dana yang sudah disiapkan sendiri dari beberapa kapal. Sedangkan untuk sedekah bumi diadakan hanya dengan syukuran dimushola.

Bab II: kritik dan saran

Menurut saya, sebaiknya kondisi di TPI Tasik Agung Rembang di jaga kebeesihannya agar jika ada penelitian kunjungan lagi tidak menimbulkan bau yang tidak sedap, agar para pengunjung yang ingin melakukan penelitian kunjungan lapangan bisa merasakan nyaman dan tidak mencium bau-bau yang tidak sedap dan tidak menjumpai genangan-genangan air di dalam TPI.

Dokumentasi kegiatan di TPI Tasik Agung Rembang








Post a Comment

Previous Post Next Post